Kamis, 02 Januari 2014

SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN



BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Sosiologi                                                                          
Perkembangan sosiologi berlangsung selama berabad-abad yang dibagi menjadi lima periode yaitu: 1). Abad pencerahan (abad ke-17), abad pencerahan merupakan abad berkembangnya ilmu pengetahuan yang ditandai dengan berbagai macam penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat yang sebelumnya dianggap sebagai nasib yang tidak bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. 2). Abad revolusi (abad ke-18), perubahan besar masyarakat, kelahiran sosiologi dan munculnya sosiologi modern. Ada tiga revolusi besar yang terjadi sepanjang abad ke-18 yang mengakibatkan perubahan besar di seluruh dunia terutama di Eropa. Revolusi tersebut adalah Revolusi Amerika, Revolusi Industri dan Revolusi Prancis. a. Revolusi Amerika, ditandai dengan didirikannya negara republik di Amerika Utara dengan sistem pemerintahan demokratis. Revolusi Amerika menggugah kesadaran akan pentingnya hak azazi manusia. b. Revolusi Industri, ditandai dengan terjadinya perubahan besar dalam cara memproduksi dari tenaga manusia ke tenaga mesin. Revolusi industri berpengaruh terhadap munculnya kalangan baru dalam masyarakat yaitu para pemilik modal yang disebut kaum kapitalis (borjuis) dan para pekerja pabrik yang disebut kaum buruh (proletar). c. Revolusi Prancis, menguatkan tersebarnya semangat liberalisme di segala bidang kehidupan. Di bidang sosial semangat liberalisme muncul dalam kesadaran akan hak asasi manusia sedangkan dalam bidang politik semangat liberalisme tampak dari penerapan hukum atau undang-undang. 3). Abad Revolusi mengakibatkan terjadinya perubahan besar dalam masyarakat. Gejolak abad revolusi itu menggugah para ilmuan pada pemikiran bahwa perubahan masyarakat harus dapat dianalisis dengan penjelasan yang rasional. Artinya:
·         Perubahan masyarakat dapat diketahui sebab akibatnya.
·         Harus dicari metode ilmiah sebagai alat bantu untuk menjelaskan perubahan itu.
·         Dengan metode ilmiah yang tepat perubahan dalam masyarakat dapat diantisipasi sebelumnya.
4). Kelahiran Sosiologi Sosiologi lahir di Eropa. Istilah sosiologi diperkenalkan oleh Auguste Comte dalam bukunya filsafat positif sebagai pendekatan khusus untuk mempelajari masyarakat. Comte merintis upaya penelitian terhadap masyarakat yang selama berabad-abad dianggap mustahil. Kelahiran sosiologi juga ditandai dengan tampilnya ilmuan besar di bidang sosiologi seperti Pitirim Sorokin, Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, George Simmel dan Max Weber yang semunya berasal dari Eropa. Faktor pendorong utama munculnya sosiologi adalah meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya. 5). Kelahiran Sosiologi Modern
Sosiologi berkembang di Amerika karena gejolak sosial yang terjadi di sana. Gejolak sosial tersebut ditandai dengan berdatangannya imigran dalam jumlah yang besar ke Amerika yang mengakibatkan pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri baru yang lengkap dengan gejolak kehidupan kota besar.
Di Amerika Serikat, sosiologi dihubungkan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan keadaan-keadaan sosial manusia. Selain itu, sebagai pendorong untuk menyelesaikan persoalan yang ditimbulkan oleh kejahatan, pelacuran, pengangguran, kemiskinan, konflik, peperangan dan masalah-masalah sosial lainnya.[1]                                                                                                         Seorang awam yang untuk pertama kali mempelajari sosiologi, sesungguhnya secara tidak sadar telah mengetahui sedikit tentang sosiologi. Selama hidupnya, dia telah menjadi anggota masyarakat  dan sudah mempunyai pengalaman-pengalaman dalam hubungan sosial atau hubungan antar manusia. Semuanya merupakan pengetahuan yang bersifat sosiologis karena ikut sertanya dia di dalam hubungan-hubungan sosial dalam membentuk kebudayaan masyarakatnya dan kesadaran akan adanya persamaan dan perbedaan dengan orang lain memberikan gambaran tentang objek yang dipelajarinya yaitu sosiologi.[2] Pada abad ke – 19 seorang filosof perancis yang bernama Auguste Marie Francois Savier Comte, menulis menulis beberapa buah buku yang berisikan pendekatan-pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat. Dia berpendapat bahwa ilmu pengetahuan mempunyai urutan-urutan tertentu berdasarkan logika, dan setiap penelitian dilakukan melalui tahap-tahap tertentu untuk kemudian mencapai tahap terakhir , yaitu tahap ilmiah. Dia mempunyai anggapan saatnya telah tiba bahwa semua penelitian terhadap permasalahan kemasyarakatan dan gejala-gejala masyarakat memasuki tahap terakhir, yaitu tahap ilmiah. Oleh sebab itu, dia menyarankan agar semua penelitian terhadap masyarakat ditingkatkan menjadi suatu ilmu tentang masyarakat yang berdiri sendiri. Nama yang diberikannya takkala itu adalah “Sosiologi” (1839).[3]  Untuk lebih jelasnya kita akan merumuskan permasalah sehingga makalah ini lebih spesifik pembahasannya kepada sosiologi sebagai ilmu pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
a.       Pengertian sosiologi dan ilmu pengetahuan
b.      Sosiologi Sebagai Ilmu pengetahuan
c.       Ruang lingkup kajian sosiologi
d.      Metode-metode dalam sosiologi
e.       Manfaat ilmu sosiologi
f.       Tokoh-tokoh sosiologi
C. Tujuan Penulisan
a.       Untuk mengetahui dan memahami pengertian sosiologi dan ilmu pengetahuan.      
b.      Untuk mengetahui dan memahami sosiologi sebagai ilmu pengetahuan.
c.       Untuk mengetahui dan memahami ruang lingkup kajian sosiologi.
d.      Untuk mengetahui dan memahami metode-metode dalam sosiologi.
e.       Untuk mengetahui dan memahami manfaat ilmu sosiologi.
f.       Untuk mengetahui tokoh-tokoh sosiologi.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

A. Pengertian Sosiologi dan Ilmu Pengetahuan
5
Secara etimologi sosiologi berasal dari kata “socius” (bahasa Latin) yang artinya  “kawan”, dan “logos” (bahasa Yunani) yang artinya “kata” atau “berbicara”. Jadi Sosiologi “berbicara mengenai masyarakat”, sedangkan misalnya Geologi (geo artinya bumi) artinya “berbicara tentang bumi”, Biologi (bios artinya kehidupan) “berbicara tentang kehidupan” dan Antropologi (antrhopos artinya  manusia) berarti “berbicara tentang perihal manusia”.[4] Sedangkan secara terminologi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial.[5]Bagi Auguste Comte, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan hasil terakhir ilmu pengetahuan. Selanjutnya Comte berkata bahwa sosiologi harus dibentuk berdasarkan pengamatan dan tidak pada spekulasi-spekulasi perihal keadaan masyarakat. Hasil-hasil observasi tersebut harus disusun sacara sistematis dan metodologis, tetapi sayang Comte tidak menjelaskan bagaimana caranya menilai hasil-hasil pengamatan kemasyarakatan tersebut. Lahirnya sosiologi, tercatat pada tahun 1842, takkala Comte menerbitkan jilid terakhir dari bukunya yang berjudul Positive-Philosophy.[6]  Sosiologi lahir berkaitan dengan terjadinya perubahan sosial masyarakat di Eropa Barat pada masa Revolusi Industri (di Inggris) dan Revolusi Sosial ( di Perancis). Untuk lebih jelasnya lagi disini akan dituliskan kembali pendapat para ahli tentang definisi sosiologi:[7]
Allan Jhonson. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan satu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem itu.
Anthony Giddens
Sosiologi merupakan studi tentang kehidupan sosial manusia, kelompok dan masyarakat.
Herbert Spencer dari Inggris
Sosiologi adalah penelitian tentang susunan – susunan dan proses – proses dari kehidupan sosial sebagai suatu keseluruhan.
Pitirim A. Sorokin
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari :
  • Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya gejala ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum dan ekonomi, gerak masyarakat dan politik, dan sebagainya.
  • Hubungan dan saling pengaruh antara gejala – gejala sosial dan gejala – gejala non sosial, misalnya gejala geografis, biologis dan sebagainya, serta
  • Ciri – ciri umum semua jenis gejala sosial.
Mayor Polak
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni hubungan diantara manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik kelompok formal maupun kelompok material atau kelompok statis maupun kelompok dinamis.
Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dengan kelompok.                                                                                                              Emile Durkheim
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
William Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.
Mayer F. Nimkopf
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.
Hassan Shadily
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan – ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh, serta berubahnya perserikatan – perserikatan hidup serta kepercayaan dan keyakinan, memberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama dalam tiap persekutuan hidup manusia.
Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
Soejono Sukamto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
Soerjono Soekanto
sosiologi adalah ilmu yang kategoris, murni, abstrak, berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris, serta bersifat umum.
Dari berbagai definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa : Bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, dan masyarakat dengan masyarakat. Sosiologi adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris serta bersifat umum.
Sedangkan pengertian ilmu pengetahuan menurut:
Mohammad Hatta
Ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut hubungannya dari dalam.
Nazir (1988)
ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis, pengetahuan dari mana dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah umum.
Soerjono Soekanto
Ilmu pengetahuan adalah (knowledge) yang tersusun secara sistematis dengan
menggunakan kekuatan pemikiran, yang selalu dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh setiap manusia.
The Liang Gie (1991)[8]
Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan, atau individu untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan ataupun melakukan penerapan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia[9]
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan itu.
Wikipedia Indonesia[10]
Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu  memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Sedangkan yang dimaksud pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia itu sendiri dan kehidupanya. Sementara sumber-sumber pengetahuan adalah berasal dari tahu akan suatu peristiwa dan realitas objektif di alam semesta ini, dan tahu adalah hasil daripada kenal,sadar, insaf, mengerti dan pandai.[11]
Dari pengertian diatas bisa kita pahami bahwa Ilmu adalah suatu hasil proses manusia memperadab diri melalui pemikiran dan analisis yang rasional, sistimatik, logik dan konsisten. Sedangkan pengetahuan yang berkata dasar tahu artinya sadar/insaf dengan penambahan afiksasi pe-an ( pengetahuan) menjadi kata benda artinya kumpulan dari hasil kesadaran manusia terhadap sesuatu. Misalnya kesadaran manusia terhadap fenomena alam maka muncul Ilmu alam, kesadaran manusia terhadap fenomena sosial maka muncul ilmu sosial, kesadaran manusia terhadap fenomena kebudayaan maka muncul ilmu budaya dan lain sebagainya. Hasilnya dari ilmu pengetahuan dapat dibuktikan dengan percobaan yang transparan dan objektif.
B. Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
Menurut Soerjono Soekanto,[12] ilmu dapat didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran (logika). Pengetahuan harus bersifat objektif, artinya selalu dapat diperiksa dan diuji secara kritis oleh orang lain. Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu. Hanya pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan teruji kebenarannya yang dapat disebut sebagai ilmu.
Sosiologi dapat disebut sebagai ilmu karena sudah memenuhi syarat – syarat tersebut.  Sosiologi merupakan ilmu yang berdiri sendiri yang objeknya adalah masyarakat. Sosiologi dapat disebut memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan karena memiliki sifat – sifat :
  • Sosiologi bersifat empiris, artinya sosiologi didasarkan pada observasi (pengamatan) terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif melainkan objektif;
  • Sosiologi bersifat teoritis, artinya selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil – hasil observasi, merupakan unsur – unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan antar hubungan dan sebab akibat sehingga menjadi teori;
  • Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori – teori sosiologi terbentuk atas dasar teori – teori yang sudah ada;
  • Sosiologi bersifat nonetis, artinya yang menjadi inti persoalan dalam sosiologi bukanlah persoalan baik buruknya suatu fakta, melainkan tujuan yang hendak dicapai dengan menjelaskan fakta – fakta tersebut.
Apabila sosiologi ditelaah dari sudut sifat hakikatnya, maka akan dijumpai beberapa pentunjuk yang akan dapat membantu untuk menetapkan ilmu pengetahuan macam apakah sosiologi. Sifat-sifat hakikatnya adalah sebagai berikut :[13]
·         Sosiologi merupakan suatu ilmu sosial dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam atau ilmu pengetahuan kerohanian (bukan pembedaan metode tapi pembedaan isi);
·         Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normatif tetapi merupakan suatu disiplin yang kategoris, artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini dan bukan mengenai apa yang terjadi atau seharusnya terjadi;
·         Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni (pure science) dan bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan atau terpakai (applied science);
·         Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang kongkret;
·         Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum;
·         Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional;
·         Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang khusus.
Sebagai kesimpulan, sosiologi ialah ilmu sosial yang kategoris, murni, abstrak, berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional dan empiris serta bersifat umum.
Suatu gambaran menyeluruh dan lengkap tentang teori-teori sosiologi sesudah masa Comte tidak akan dituliskan secara keseluruhan oleh karena itu akan dituliskan beberapa teori saja, yang dikelompokkan ke dalam beberapa mazhab yang didasarkan pada faktor-faktor sehingga memudahkan kita untuk mempelajarinya.[14]  
·         Mazhab Geografi dan Lingkungan.
Diantara sekian banyaknya teori-teori yang dapat digolongkan ke dalam mazhab ini, dipilihkan ajaran-ajaran dari Edward Buckle dari Inggris (1821-1862) dan Le Plag dari Prancis (1806-1888). Di dalam hasil karyanya yang berjudul History of Civilization in England (yang tidak selesai). Dalam analisisnya, dia menemukan beberapa keteraturan hubungan antara keadaan alam dengan tingkah laku manusia. Misalnya, terjadinya bunuh diri sebagai akibat rendahnya penghasilan, dan tinggi rendahnya penghasilan tergantung dari keadaan alam (terutama iklim dan tanah). Taraf kemakmuran suatu masyrakat juga sangat tergantung pada keadaan alam di mana masyarakat hidup.
Le Plag mempunyai kesamaan kesimpulan dengan Buckle. Dalam analisisnya ia memulai dari menganalisis keluarga sebagai unit sosial yang fundamental dari masyarakat. Organisasi keluarga ditentukan oleh cara-cara mempertahankan kehidupannya yaitu cara mereka bermata pencaharian, hal itu sangat tergantung pada lingkungan timbal-balik antara faktor-faktor tempat pekerjaan dan manusia (masyarakat).

·         Mazhab Organis dan Evolusioner.
Herbert Spencer (1820-1903), melakukan analogi antara masyarakat manusia dengan organisme manusia. Sedangkan W.G. Summer (1840-1910) dalam karyanya Folkways dimaksudkan dengan kebiasaan-kebiasaan sosial yang timbul secara tidak sadar dalam masyarakat
·         Mazhab Formal (pengaruh dari Immanuel Kant)
Georg Simmel (1858-1918), menurutnya elemen-elemen masyarakat mencapai kesatuan melalui bentuk-bentuk yang mengatur hubungan antara elemen-elemen tersebut. Kemudian seseorang menjadi warga masyarakat untuk mengalami proses individualisasi dan sosialisasi. Leopold von Wiese (1876-1961), berpendapat bahwa sosiologi harus memusatkan perhatian pada hubungan-hubungan antarmanusia tanpa mengaitkannya dengan tujuan-tujuan maupun dengan kaidah-kaidah.
·         Mazhab Psikologi
Gabriel Tarde (1843-1904). Dia menjelaskan gejala sosial dalam kerangka reaksi psikis seseorang. Richard H. Cooley (1864-1924) dalam karyanya Social Organization, Cooley mengembangkan konsep kelompok utama (primary group), yang ditandai dengan hubungan antarpribadi yang dekat sekali. Individu dan masyarakat saling melengkapi, dimana individu hanya akan menemukan bentuknya di dalam masyarakat. L.T Hob House (1864-1929), memusatkan perhatiannya kepada kondisi psikologis kehidupan sosial.
·         Mazhab Ekonomi
Karl Marx (1818-1883), mempergunakan metode sejarah dan filsafat untuk membangun suatu teori tentang perubahan yang menunjukkan perkembangan masyarakat menuju suatu keadaan di mana ada keadilan sosial. Max Weber (1864-1920) menyatakan bahwa semua bentuk organisasi sosial harus diteliti menurut prilaku warganya, yang motivasinya serasi dengan harapan warga-warga lainnya. Menurutnya kembali bahwa tingkah laku manusia secara individu dalam masyarakat dapat diklasifikasikan menurut empat tipe ideal aksi sosial, yakni:
1.      Aksi yang bertujuan, yakni tingkah laku yang ditujukan untuk mendapatkan hasil-hasil yang efisien;
2.      Aksi yang berisikan nilai yang telah ditentukan, yang diartikan sebagai perbuatan untuk merealisasikan dan mencapai tujuan;
3.      Aksi tradisonal yang menyangkut tingkah laku yang melaksanakan suatu aturan yang bersanksi;
4.      Aksi yang emosional, yaitu yang menyangkut perasaan seseorang.
·         Mazhab Hukum
Durkheim berpendapat hukum adalah kaidah-kaidah yang bersanksi berat ringannya tergantung pada sifat pelanggaran, anggapan-anggapan, serta keyakinan masyarakat tentang baik dan buruknya suatu tindakan. Didalam masyarakat dapat ditemukan dua macam sanksi kaidah-kaidah hukum, yaitu sanksi yang represif (didasarkan pada solidaritas mekanis) dan sanksi restitutif (didasarkan pada solidaritas organis). Max Weber ada empat tipe ideal hukum, yaitu: Hukum irasional dan materiil, irasional dan formal, rasional dan materiil dan hukum rasional dan formal.[15] L.M Friedman dan Daniel S. Lev, berpendapat konsepsi budaya hukum menunjuk pada nilai-nilai yang berkaitan dengan hukum (substantif) dan proses hukum (hukum ajektif).
Adapun objek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antara manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat. Sedangkan tujuannya adalah meningkatkan daya kemampuan manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Sosiologi adalah kajian ilmiah tentang kehidupan sosial manusia yang berusaha mencari tahu tentang hakekat dan sebab-sebab dari berbagai pola pikir dan tindakan manusia yang teratur dapat berulang. Berbeda dengan psikologi yang memusatkan perhatiannya pada karakteristik pikiran dan tindakan orang perorangan, sosiologi hanya tertarik kepada pikiran dan tindakan yang dimunculkan seseorang sebagai anggota suatu kelompok atau masyarakat.[16] Namun perlu diingat, sosiologi adalah disiplin ilmu yang luas dan mencakup banyak hal, dan ada banyak jenis sosiologi yang mempelajari sesuatu yang berbeda dengan tujuan yang berbeda-beda pula.[17] Adapun yang menjadi sub-disiplin Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yaitu:      a. krimonologi, b. sosiologi sejarah, c. geografi manusia, d. sosiologi industri,      e. sosiologi politik,  f. sosiologi pedesaan, g. sosiologi kota, dan h. sosiologi agama.[18] Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan satu persatu sebagai berikut :
a.    Kriminologi adalah suatu kajian mengenai perkembangan aktivitas kejahatan dalam hubungannya dengan fungsi struktur institusi, dan metode mengendalikan penjahat dalam penangkapan, interogasi dan perawatan yang berikutnya.
b.    Sosiologi sejarah adalah suatu cabang sosiologi yang menggunakan data sejarah sebagai dasar untuk membuat generalisasi ilmiah. Ia mementingkan pola atau bentuk hidup kejadian-kejadian yang telah terjadi dalam sejarah, bukannya menentukan tertib tarikh peristiwa sejarah yang seragam seperti yang dapat disimpulkan dari peristiwa sejarah yang lalu.
c.    Geografi manusia (kadang-kadang dinamakan antropo-geografi) ialah suatu ilmu mengenai hubungan timbal balik manusia dengan alam lingkungan. Ia mempunyai dua prinsip pendekatan:
Pertama, pengaruh alam lingkungan seperti iklim, kedudukan tanah dan air yang terdapat dalam kehidupan sosial manusia, suatu pengaruh yang biasanya dianggap sebagai bukan penentu, tetapi sebagai suatu pembatasan terhadap batas-batas yang luas.
Kedua, pengaruh manusia terhadap alam lingkungannya. Ini termasuk dalam arti kata yang luas, semua perubahan yang dilakukan oleh manusia terhadap alam kebendaan, tetapi aktivitasnya lebih khusus seperti mengalirkan rawa-rawa atau mempertahankan terusan.
d.    Sosiologi industri berhubungan dengan cara mendapatkan pengetahuan mengenai proses sosial yang terlibat dalam aktivitas industri, dan dengan organisasi industri sebagai sistem sosial. Ilmu ini mengkaji aspek institusi mengenai aktivitas industri, dan hubungan proses sosial dalam aktivitas industri kepada proses lain dalam masyarakat.
e.    Sosiologi politik adalah suatu cabang sosiologi yang menganalisa proses politik dalam rangka bidang sosiologi, mengorientasikan pengamatannya khusus kepada dinamika tingkah laku politik, karena kajian ini dipengaruhi beberapa proses sosial, seperti kerjasama, persaingan, konflik, mobilitas sosial, pembentukan pendapat umum, peralihan kekuasaan beberapa kelompok, dan semua proses yang terlibat mempengaruhi tingkah laku politik.
f.      Sosiologi pedesaan ialah kajian mengenai penduduk desa dalam hubungan dengan kelompoknya. Ilmu ini menggunakan metode dan prinsip sosiologi umum dan menggunakannya dalam kajian mengenai penduduk desa, sekitar ciri-ciri penduduk desa, organisasi sosial desa, dan berbagai lembaga dan asosiasi yang berfungsi di dalam kehidupan sosial desa, proses sosial yang penting yang terdapat dalam kehidupan di desa, pengaruh perubahan sosial atas organisasi sosial desa, dan beberapa masalah yang dihadapi oleh masyarakat desa.
g.    Sosiologi kota adalah kajian mengenai orang-orang kota dalam hubungan mereka antara satu kelompok dengan kelompok lain. Bidang ini mengkaji ciri orang kota, organisasi sosial dan aktivitas institusi mereka, proses interaksi asas yang berlaku dalam kehidupan kota, pengaruh perubahan sosial dan beberapa masalah yang mereka hadapi.
h.    Sosiologi agama adalah melibatkan analisa sistimatik mengenai fenomena agama dengan menggunakan konsep dan metode sosiologi. Institusi agama dikaji sedemikian rupa, dan struktur serta prosesnya dianalisa, dan begitu juga hubungannya dengan institusi yang lain, perkembangan, penyebaran dan jatuhnya agama dikaji untuk tujuan prinsip umum yang dapat diperoleh darinya. Metode pengendalian sosial melalui aktivitas agama dititikberatkan, seperti halnya aspek psikologi sosial mengenai tingkah laku kolektif dalam hubungannya dengan fungsi agama. Ajaran agama dianalisa dalam hubungan dengan struktur sosial.
Disamping sub-disiplin sosiologi tersebut di atas, juga ada disiplin sosiologi pendidikan dan pengetahuan. Ahli sosiologi mengatakan bahwa pendidikan adalah suatu kajian sosial, karena perkembangan anak perlu ditumbuhkan dari segi hubungannya dengan masyarakat dan kebudayaannya, individu tidak dapat berkembang jika diasingkan dari kelompok sosialnya, dan kelompok sosial yang akhirnya membentuk kepribadian tersebut melalui interaksi sosial.
Sosiologi pengetahuan, suatu kajian mengenai hubungan antara struktur pemikiran dan latar belakang sosiologi di mana ia hidup dan berfungsi, karena manusia ingin mengetahui diri dan lingkungannya.
C. Ruang Lingkup Kajian Sosiologi                                                           Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan cara bervariasi.  Misalnya seorang sosiolog mengkaji dan mengamati kenakalan remaja di Indonesia saat ini, mereka akan mengkaji mengapa remaja tersebut nakal, mulai kapan remaja tersebut berperilaku nakal, sampai memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut. Hampir semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun di kota baik individu ataupun kelompok, merupakan ruang kajian yang cocok bagi sosiologi, asalkan menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya. Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkugan masyarakat. Ruang lingkup kajian sosiologi tersebut jika dirincikan menjadi beberapa hal, misalnya antara lain:
  • Ilmu ekonomi mempelajari tentang bagaimana hakikatnya mempelajari usaha-usaha masyarakat untuk memenuhi kebutuhan materilnya dari bahan-bahan yang terbatas persediannya;
  • Ilmu politik yaitu yang mempelajari suatu segi khusus pula dari kehidupan masyarakat yang menyangkut soal kekuasaan;
  • Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan kronologis, misalnya usaha kegiatan manusia beserta prestasinya yang tercatat, dan sebagainya.
Sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu pengetahuan sebagai dasar penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadian sejarah, sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya hidup kelompok-kelompok, atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari kelompok manusia. Sebagai contoh, riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip suatu negara sampai perjalanan negara di masa yang akan datang. Sosiologi mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan dapat memengaruhi pengalaman yang dirasakan manusia, serta proses dalam kelompoknya. Selama kelompok itu ada, maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua faktor tersebut dapat memengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh terhadap analisis sosiologi.[19]
D. Metode-Metode Sosiologi                                                                        Menurut Soerjono Soekanto,[20] ada dua jenis metode yang digunakan dalam sosiologi, sebagai berikut :                                                                                          1. Metode Kualitatif                                                                                        Metode kualitatif mengutamakan bahan atau hasil pengamatan yang sukar diukur dengan angka. Metode ini meliputi :                                                                          1) Metode historis, yaitu menganalisis peristiwa – peristiwa masa lalu untuk merumuskan prinsip – prinsip umum;                                                         2) Metode komparatif, yaitu membandingkan antara bermacam – macam – macam masyarakat;                                                                                                            3) Metode studi kasus, alat-alat yang diperlukan : a) Wawancara. b) Daftar pertanyaan. c) Pengamatan partisipasi.                                                                 2. Metode Kuantitatif                                                                                                  Metode kuantitatif mengutamakan bahan – bahan keterangan dengan angka atau gejala – gejala yang diteliti dapat diukur dengan skala, indeks, tabel, dan formula. Termasuk dalam metode ini adalah metode statistik, dimana gejala – gejala masyarakat sebelum dianalisis dikuantifikasi terlebih dahulu.

Dalam penelitian sosiologi, biasanya digunakan tiga bentuk metode penelitian, yaitu deskriptif, komparatif dan eksprimental.[21]
E. Manfaat Ilmu Sosiologi                                                                           Manfaat sosiologi antara lain sebagai berikut :[22]
  1. Sosiologi dapat membantu kita untuk mengontrol atau mengendalikan setiap tindakan dan perilaku kita dalam kehidupan bermasyarakat.
  2. Sosiologi mampu mengkaji status dan peran kita sebagai anggota masyarakat, serta dapat menilai ‘dunia’ atau ‘budaya’ lain yang belum kita ketahui.
  3. Dengan bantuan sosiologi kita akan makin memahami nilai, norma, tradisi, dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat lain, serta memanfaatkan perbedaan –perbedaan yang ada tanpa menyebabkan timbulnya konflik diantara anggota masyarakat yang berbeda.
  4. Bagi kita sebagai generasi penerus, mempelajari sosiologi  membuat kita lebih tanggap, kritis, dan rasional dalam menghadapi gejala-gejala sosial masyarakat yang makin kompleks  dewasa ini, serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat dan akurat terhadap setiap situasi sosial yang kita hadapi sehari – hari.


F. Tokoh-tokoh sosiologi antara lain sebagai berikut :[23]
1. Auguste Marie Francois Xavier Comte (1798-1857)                             Auguste Comte lahir di Montpellier, Prancis, tahun 1798. Ia berasal dari keluarga Katolik dan berdarah bangsawan. Dia mendapat pendidikan di Ecole Polytechnique di Paris. Comte memulai karir profesionalnya dengan memberi les dalam bidang matematika. Meskipun ia sudah memperoleh pendidikan dalam matematika, perhatiannya yang sebenarnya adalah pada masalah-masalah kemanusiaan dan sosial. Comte mengemukakan ide tentang positivisme. Positivisme percaya bahwa masyarakat merupakan bagian dari alam dan bahwa metode-metode penelitian empiris dapat dipergunakan untuk menemukan hukum-hukumnya. Comte melihat perkembangan ilmu tentang masyarakat yang bersifat alamiah ini sebagai puncak suatu proses kemajuan intelektual yang logis dimana semua ilmu-ilmu lainnya sudah melewatinya.
2. Herbert Spencer (1820-1903)
Menganggap penting penelitian atas perkembangan masyarakat dan perbandingan antara masyarakat-masyarakat tersebut. Kemudian ia mengatakan bahwa objek sosiologi yang pokok adalah keluarga, politik, agama, pengendalian sosial dan industri.
3. Emile Durkheim (                                                                                         Emile Durkheim lahir tahun 1858 di Epinal Prancis. Ayah Durkheim adalah seorang rabi. Pada usia 21 tahun Durkheim diterima di Ecole Normale Superieure. Durkheim merupakan seorang mahasiswa yang sangat serius. Setelah menamatkan pendidikannya ia mulai mengajar. Asumsi umum yang paling fundamental yang mendasari pendekatan Durkheim terhadap sosiologi adalah bahwa gejala sosial itu riil dan mempengaruhi kesadaran individu serta perilakunya yang berbeda dari karakteristik biologis, psikologis, atau karakteristik individu lainnya. Gejala sosial itu disebut Durkheim dengan fakta sosial. Menurut Durkheim fakta sosial memiliki tiga karakteristik dari fakta sosial yaitu:
a. Bersifat eksternal terhadap individu;                                                                    b. Memaksa individu;
c. Bersifat umum atau tersebar meluas dalam suatu masyarakat;                             4. Karl Marx                                                                                                        Marx lahir di Trier Jerman pada tahun 1818. Ayahnya Heinrich dan ibunya Henrietta berasal dari keluarga rabbi Yahudi. Sang ayah Heinrich berhasil mencapai kehidupan borjuis yang cukup mewah sebagai seorang pengacara yang berhasil. Ketika suasana politik menjadi tidak menguntungkan sebagai seorang pengacara keturunan Yahudi, dia dan keluarganya masuk Protestan dan diterima dalam gereja Luteran. Kejadian ini mempengaruhi pandangan Marx yang menekankan pandangan bahwa kepercayaan-kepercayaan agama tidak memberikan pengaruh paling penting terhadap perilaku, tetapi sebaliknya kepercayaan agama itu mencerminkan faktor-faktor sosial ekonomi yang mendasar.
Kehidupan pribadi Marx sangat sulit karena keterlibatannya dalam gerakan-gerakan radikal. Sewaktu dia melarikan diri ke Perancis, ia bertemu dengan Friedrich Engels (1820-1895) yang kemudian menjadi sahabat seumur hidupnya. Tahun 1847 di London, Marx dan Engels menghadiri pertemuan yang diselenggarakan serikat pekerja yang dikenal dengan Liga Komunis. Tahun berikutnya mereka menyiapkan Komunis Manifesto yang menjadi pedoman bagi gerakan komunis. Mereka menyatakan bahwa kaum proletar (para pekerja yang tidak memiliki aset produksi) harus bersatu untuk melakukan pemberontakan terhadap masyarakat kapitalis (para pemilik modal).                                         4. Max Weber                                                                                                     Max Weber lahir di Erfurt, Thuringia Jerman tahun 1864, tetapi dibesarkan di Berlin dimana keluarganya pindah ketika ia berumur lima tahun. Ayahnya adalah seorang hakim di Erfurt dan ketika keluarganya pindah ke Berlin, dia menjadi seorang penasehat di pemerintahan kota. Weber mempelajari hukum, ekonomi dan sejarah. Namun ia kemudian tertarik dengan sosiologi. Weber mengemukakan konsep verstehen berasal dari bahasa Jerman yang artinya memahami. Ia menganalisa bahwa kita tidak bisa memahami tentang perilaku sosial seperti kita megukur temperatur suhu. Untuk memahami tindakan kita harus mempelajari makna subjektif yang melekat pada tindakan tersebut.
5. Charles Horton Cooley (1864-1929)
Seorang Amerika yang mengembangkan konsepsi mengenai hubungan  timbal balik dan hubungan yang tidak terpisahkan antara individu dengan masyarakat.   6. Pierre Guillaurne Le Play (1806-1882)
Le Play berkebangsaan Prancis, dia berhasil mengenalkan suatu metode tertentu dalam meneliti dan menganalisis gejala-gejala sosial yaitu dengan mengadakan observasi terhadap fakta-fakta sosial dan analisis induktif kemudian dia juga menggunakan metode case study dalam penelitian-penelitian sosial.
7. Ferdinand Tonnies
Memperkenalkan teorinya Gemeinschaft (paguyuban) dan Gesellschaf (patembayan) sebagai dua bentuk yang menyertai perkembangan kelompok-kelompok sosial.
8. Leopold von Wiese (1876-1949)
Dia seorang warga Jerman, menganggap sosiologi sebagai ilmu pengetahuan empiris yang berdiri sendiri. Objeknya adalah penelitian terhadap hubungan antarmanusia yang merupakan kenyataan sosial. Jadi menurutnya, objek khusus ilmu sosiologi adalah interaksi sosial atau proses sosial.

                                          










BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Sesungguhnya dalam kehidupan manusia tidak pernah lepas dari adanya perbedaan antara individu satu dengan yang lainnya. Dalam kehidupan masyarakat selalu tersimpan atau terbentuk suatu fenomena nyata yang tak bisa dihindari oleh manusia, karena kehidupan manusia yang bersifat dinamis dan selalu berkembang dari waktu ke waktu. Terbentuknya suatu kelompok atau tatanan masyarakat dan berbagai konflik dan fenomena yang terjadi di dalamnya, menarik perhatian dari para ahli sosiologi dari barat, seperti weber, marx, durkheim dan yang lainnya, untuk membuat suatu proyek penelitian terhadap kehidupan masyarakat. Sesuai yang dikatakan oleh auguste comte sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan sosial dalam masyarakat yang sangat berguna dalam kehidupan masyarakat karena sosiologi dapat membantu masyarakat dalam menyelesaikan berbagai persoalan dalam kehidupan. Dan Secara harfiah sosiologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antar teman. Yang dimaksud hubungan antar teman meliputi antara orang yang satu dengan orang yang lain, baik yang bersungguh-sungguh teman atau sahabat maupun lawan atau musuh. Pengertian ini diperluas sedikit menjadi “Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi manusia di dalam masyarakat.”
26
 
B.       SARAN
Di dalam kehidupan bermasyarakat sering terjadi sebuah konkrit yang harus di selesaikan dengan baik dengan demikian ilmu sosiologi dapat membantu menangani dan menyelesaikan konkrit itu secara baik. Memang tidak mudah untuk dapat menyelesaikan konkrit itu tapi dengan bermodalkan ilmu sosiologi yang di dapat sedikit demi sedikit jika di laksanakan dengan baik maka perlahan-lahan sebuah konkrit itu dapat terselesaikan.
















DAFTAR PUSTAKA

Kamanto Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. Halaman. 5
Soekanto Soerjono . 2012.  Sosiologi suatu pengantar.  Jakarta: Rajawali Pers, cet. 44, hal. 1

Syani Abdul, 1995.  Sosiologi Dan Perubahan Masyarakat . Lampung: Pustaka Jaya,  hal. 2

Gie The Liang. 1991. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Liberty.  hal. 15

Dinas Pendidikan. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Wikipedia Indonesia. org
Kahmad Dadang. 2009.  Sosiologi Agama. Bandung : Remaja Rosdakarya. Cet. V. Hal. 10





[1]  Sunarto Kamanto. Pengantar Sosiologi. (Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2004), hal. 5
[2]  Soerjono Soekanto. Sosiologi suatu pengantar (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) cet. 44, hal. 1
[3]  Ibid, hal. 3
[4]  Ibid hal. 4
[5]  Abdul Syani,  Sosiologi Dan Perubahan Masyarakat  (Lampung: Pustaka Jaya, 1995) hal. 2
[6] Soerjono Soekanto, Sosiologi sebagai...( (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) cet. 44, hal. 4
[7] Sunarto Kamanto. Pengantar Sosiologi. (Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2004) hal. 7

[8] The Liang Gie. Pengantar Filsafat Ilmu. (Yogyakarta : Liberty, 1991) hal. 15
[9]  Dinas Pendidikan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1997)
[10]  Wikipedia Indonesia. org
[11]  http://definisi-pengertian.blogspot.com/2009/11/pengertian-ilmu-dan-ilmu-pengetahuan.html
[12]  Soerjono soekanto Sosiologi suatu pengantar (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) cet. 44, hal. 13

[13] Ibid.  hal. 18
[14]  Ibid. Hal. 32
[15] lihat, Sosiologi suatu pengantar, hal. 40
[16] Steven Sanderson, Sosiologi Makro, terj. Sahat Simamora, (Jakarta : Bina Aksara, 1984),       hal. 253.
[17] Stepen Sanderson, Sosiologi Makro, edisi Indonesia, Hotman M. Siahaan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 2.
[18] Joseph Roucek dan Rolan Werren, Sosiologi An Introduction, terj. Sehat Simamora, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1984), h. 253.

[19] Soerjono soekanto Sosiologi suatu pengantar (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) cet. 44, hal. 14
[20] Ibid, hal.  
[21]  Dadang Kahmad, Sosiologi Agama (Bandung : Remaja Rosdakarya,2009). Cet. V. Hal. 10
[22]  Abdul Syani,  Sosiologi Dan Perubahan Masyarakat  (Lampung: Pustaka Jaya, 1995) hal. 58
[23] Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu......... (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) cet. 44, hal. 349 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar