Kamis, 02 Januari 2014

HUMANISME TEOSENTRIS SEBAGAI PARADIGMA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM



HUMANISME TEOSENTRIS SEBAGAI PARADIGMA
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Oleh: Ilhamdi


BAB I
PENDAHULUAN

Manusia yang diciptakan oleh allah sebagai makhluk sosial merupakan suatu kefitrahan untuk selalu disukuri dan memaknai anugrah itu dengan berkehidupan dengan bermasyarakat yang tidak lepas dari unsur-unsur Ketuhanan.
Dengan melatar belakangi manusia diciptakan dengan penuh potensi yang ada dalam diri manusia maka pada abad 20 konsep Humanisme lahir sebagai wadah untuk memenuhi atau memperjuangkan atau menjunjung tinggi harkat martabat manusia dan hak asasi manusia.Bagi manusia sekuler atau dunia barat humanisme menafikan keterkaitan Tuhan dalam mengatur kehidupan dengan alasan manusia mampu mengatur kehidupan sendiri tanpa campur tangan Tuhan.
Begitu juga dengan Islam telah mempunyai konsep Humanisme yang berbeda dengan Humanisme Barat yaitu pandangan manusia akan kemanusiaan tetap dalam konsep Ketauhidan yang artinya pandangan dan perilaku kemanusian seorang muslim pada dasarnya merupakan ekspresi atau aktualisasi dari ajaran Tauhid.







BAB II
PEMBAHASAN



A.Makna Humanisme Teosentris

Humanisme secara umum berarti paham yang berusaha menghidupkan rasa perikemanusiaan agar tercipta hubungan dan pergaulan hidup yang lebih baik.menurut tokoh budayawan Kuntowijoyo Humanisme adalah suatu system atau nilai Tauhid yang mempunyai arus balik kepada manusia,maksudnya,walaupun kehidupan berpusat pada Allah tetapi sesungguhnya tujuannya untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri.Hal ini bisa dilihat dalam banyaknya ayat-ayat al Quran yang menyebutkan bahwa iman tak terpisahkan dengan amal salih atau aktivitas manusia. Iman Tauhid harus senantiasa diaktualkan dengan tindakan atau amal dan sebaliknya amal bisa bermakna jika dilandasi dengan keimanan dan di orientasikan kepada Allah.
Sedangkan Teosentris adalah suatu karakteristik yang memusatkan kepada Tuhan. paradigma yang berkembang menjadikan Teosentris sebagai momok yang menakutkan yang menutup kran-kran pengkajian keilmuan yang mengandalkan rasionalitas.

B.Humisme Teosentris sebagai Paradigma Pendidikan Agama Islam
Melihat arti dari Humanisme Teosentris dapat diartikan bahwa dalam kehidupan ini harus seimbang antara beribadah kepada Allah tetapi juga harus memperhatikan kehidupan didunia ini.begitu juga dengan Pendidikan Islam tidak memisahkan antara Pendidikan Agama dan Pendidikan Sain, tetapi dalam pelaksanaan proses pendidikan dapat dibedakan baik dalam peyusunan kurikulum maupun strategi pembelajaran.ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses Humanisme Teosentris Pendidikan Islam antara lain :

1.Tajdid Pendidikan Agama
Humanisme Teosentris merupakan dua konsep yang saling terkait menjadi satu kesatuan tak terpisahkan atas dasar pemahaman bahwa Islam adalah agama yang sangat Humanis berdasarkan ke Tauhidan.maka harus ada kurikulum yang menjembatangi antara Ketauhidan dan juga keilmuan yang non agama.maka perlu adanya pembaharuan dalam kurikulum sesuai dengan perkembangan.begitu juga memperbaharui paradigma yang melandasi pelaksanaan pendidikan baik disekolah maupun diluar sekolah lebih penting,hal ini karna PAI disekolah dianggap terlalu menekankan kognitif, tidak mampu mengembangkan afektif. Melihat paradigma yang ada maka perlu adanya suatu tatanan penghubung antar keduanya yaitu Humanisme teosentris.dengan adanya paradigma humanisme teosentris akan membawa ajaran-ajaran agama yang transenden membumi,menyentuh dunia empiris dalam kehidupan manusia.adapun implikasi dari paradigma ini adalah:
1.      Obyektivikasi pendidikan agama islam artinya dalam PAI tidak lagi sekedar mengembangkan kesadaran subyektif normatif dalam beragama,tetapi lebih menekankan kesadaran obyektif empiris.Implementasi dalam PAI yaitu mengajarkan norma-norma islam yang kebenarannya masih dalam tataran subyektif normatif (bagi pemeluknya) diaktualisasikan dalam kehidupan yang dapat diterima dan dirasakan oleh orang lain sebagai kebenaran dan kebaikan obyektif (rahmatanlil’alamin),yang subtansinya adalah mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.
2.      Purifikasi PAI maksudnya adalah pendidikan dimurnikan dari berbagai kepentingan, selain untuk memenuhi kebutuhan peserta didik terhadap agama Islam (Islam agama fitrah, ar Rum:30). Pengertian fitrah dalam ayat tersebut adalah kesiapan alamiah dan tabiiyah manusia untuk menerima agama.kebutuhan manusia beragama adalah untuk mendapatkan arti kehidupan yang sebenarnya.
Selain materi pendidikan agama, pendekatan dalam pendidikan agama yang mencerdaskan sangat penting yaitu pendekatan humanis, rasional, fungsional yang dilaksankan secara sinergis. Pendekatan humanis adalah memperlakukan peserta didik sebagai subyek pendidikan dengan segala potensinya, termasuk potensi keberagamaanya yang secara alamiah akan tumbuh berkembang. Pendekatan rasional adalah mengajarkan agama dengan mendayagunakan akal sehat. Pendekatan fungsional yaitu melatih peserta didik untuk mencari hikmah dari setiap ajaran

2.Tajdid Pendidikan Sains
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sejak abad 20 didominasi oleh alam pikiran barat yang sekuler.pengembangan sains didasarkan atas paradigma epistemologi antroposentrisme artinya segala sesuatu berpusat pada manusia. Kebenaran ilmiah dan nilai moral hanya berdasarkan pertimbangan indrawi dan rasio manusia tidak memerlukan intervensi Tuhan karena memang tidak mengakui adanya kebenaran ilahiyah (wahyu). Dengan mengaca pada hal tersebut perlu adanya pembaharuan kembali dalam tatanan ilmu pengetahuan supaya manusia tidak terjebak dalam faham sekuler barat yang melupakan atau mengabaikan Tuhan dalam kehidupan manusia.

B.Pendidikan Islam
a.Pengertian Pendidikan Islam
Secara terminologi, pendidikan dapat  ditemukan beberapa istilah yaitu rabba yang artinya mengasuh,mendidikan dan memelihara dan juga ‘allama yang artinya penyampaian pengertian, pengetahuan.
Berkenaan dengan  pendidikan, Abdur Rahman an Nahlawi menjabarkan konsep at tarbiyah dalam empat unsur :
1.      Memelihara pertumbuhan fitrah manusia.
2.      Mengarahkan perkembangan fitrah manusia menuju kesempurnaanya.
3.      Mengembangkan potensi insani (SDM) untuk mencapai kualitas tertentu.
4.      Melaksanakan usaha-usaha tersebut secara bertahap sesuai dengan irama perkembangan  anak.
b.Fungsi Pendidikan Islam
 Dari pengertian pendidikan Islam diatas fungsi pendidikan dapat berarti memelihara dan mengembangkan fitrah dan sumber daya manusia menuju terbentuknya manusia seutuhnya yakni manusia berkualitas sesuai pandangan Islam.ditinjau dari segi sosial dan budaya ,fungsi pendidikan ialah menumbuhkan wawasan yang tepat mengenai manusia dan alam sekitarnya,sehingga dengan demikian dimungkinkan tumbuhnya kemampuan membaca,kreativitasnya dalam memajukan hidup dan kehidupannya dan membangun lingkungannya.sedangkan tujuan pendidikan dilihat dari perspektif Islam adalah :
1.      Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar menganai jati diri manusia,alam sekitarnya dan mengenai kebesaran Ilahi.sehingga tumbuh kemampuan membaca fenomena alam dan kehidupan serta memahami hukum-hukum yang terkandung di dalamnya.
2.      Membebaskan manusia dari segala hal yang dapat merendahkan martabat manusia,baik yang datang dari dalam dirinya maupun dari luar
3.      Mengembangkan ilmu pengetahuan untuk menopang dan memajukan kehidupan baik individu maupun sosial






BAB III
PENUTUP
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Humanisme Teosentris hadir sebagai pemikiran alternatif-paradigmatik dalam pergumulan idiologi-ideologi pendidikan kontem- porer, dengan menghadirkan konsep Teosentrisme (Tauhidi) sebagai core volue,sekaligus ghayatul hayat (tujuan hidup).begitu juga halnya dengan Humanisme islam yang berpijak pada fitrah manusia sebagaimana yang tertuang dalam alqur’an.
Dengan demikian,maka penting menggunakan Humanisme Teosentris menjadi konsep paradigma ideologi alternative dalam pendidikan agama Islam.


















DAFTAR PUSTAKA
Achmadi.2005.Ideologi Pendidikan Islam.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Sanaky,Hujair AH.2003.Paradigma Pendidikan Islam : membangun masyarakat madani Indonesia.Yogyakarta:Safiria Insania Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar