Sabtu, 04 Januari 2014

SIMULASI BEBERAPA STRATEGI PEMBELAJARAN “Islamisasi Model-Model Pembelajaran”



Makalah
SIMULASI BEBERAPA STRATEGI PEMBELAJARAN   
 “Islamisasi Model-Model Pembelajaran”
Oleh : Ilhamdi

A.  Rasional  
Bagaikan sebuah produk lama tetapi masih memiliki pangsa pasar yang signifikan dikarenakan marketing yang dilakukan dengan sangat kreatif dan inovatif ditunjang oleh model yang menarik, begitulah kondisi riil mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diajarkan kepada peserta didik dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA), serta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau mungkin hingga Perguruan Tinggi (PT). Materi pembelajarannya masih sangat statis sehingga akan mempengaruhi minat siswa dalam belajar. Disinilah tugas berat seorang guru PAI bagaimana mengemas produk lama (materi) yang kurang diminati menjadi sebuah produk yang sangat diminati dengan melakukan pendekatan, strategi, metode, teknik dan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta manusiawi. Dengan kesemuanya itu diharapkan akan dapat meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran PAI, atau secara lebih spesifik, melalui pembelajaran yang terencana baik pendekatan, strategi, metode, teknik dan model pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran bagi peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara sehingga menjadi insan yang sempurna dan paripurna.                                               Jika pada waktu pertemuan minggu ke-dua dari mata kuliah ini 2 (dua) orang sahabat kita telah mempresentasikan makalah mereka,[1]  begitu juga dengan pertemuan minggu ke-tiga telah tampil kembali 2 (dua) sahabat kita, mereka begitu bagus (apik tenan: Jawa) dalam mempresentasikan karya tulis mereka yang dalam bentuk makalah baik dari segi linguistik dan dari segi skill.[2]  Kemudian dari makalah yang mereka presentasikan penulis menganalisa bahwa teori atau konsep tentang pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran  yang ditampilkan hanya dapat menstimulasi aspek kognitif (baca: lahiriyah) sedangkan aspek afektif dan psikomotorik (baca: bathiniyah) masih belum terstimulasikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis dan sahabat kita Ali Affandi mendapatkan tugas makalah dengan judul “Simulasi Beberapa Strategi Pembelajaran”, sedangkan untuk penulis sendiri memberikan sub judul pada makalah ini yaitu “Islamisasi Model-Model Pembelajaran”. Yang dimaksudkan dengan Islamisasi model-model pembelajaran tersebut ialah bagaimana penulis menggunakan pendekatan, strategi, metode, teknik dan model[3] pembelajaran pada materi pembelajaran pendidikan agama Islam. Pendekatan, strategi, metode dan teknik tersebut penulis namakan Tafakkur wa Muhasabah. Adapun aplikasinya dengan cara memvisualisasikan dan mendengarkan tayangan-tayangan motivasi (film, kaset dan tulisan), baik di awal, di tengah (ice breaking) dan di akhir pembelajaran. dengan pendekatan, strategi,  metode dan teknik ini diharapkan mampu menyentuh alam sadar peserta didik, sebab kondisi alam sadar bisa mengembalikan fitrah Ilahiyah sehingga akan mampu menstimulasikan semangat dan minat peserta didik dalam proses pembelajaran[4].  Adapun yang menjadi spirit penulis mengambil sub judul demikian karena dilatarbelakangi dari anotasi beberapa teman dalam diskusi pertemuan pertama dan kedua bahwa tidak semuanya model pembelajaran bisa diimplementasikan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).[5]  Dari makalah ini penulis akan menjelaskan langkah-langkah dan mensimulasikan serta memvisualisasikan beberapa model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang sudah pernah penulis lakukan di sekolah tempat bertugas.
B.  Pembahasan
Perkembangan teknologi pendidikan kontemporer semakin pesat dari waktu ke waktu muncul strategi, metode  dan model pembelajaran baru untuk mempercepat pengusaan, pemahaman dan keterampilan dari teori ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik. Dalam konteks ini muncul apa yang disuarakan para ahli dengan revolusi cara belajar sebagai respon terhadap pembelajaran selama ini yang berfokus kepada guru (teacher centered learning), sekarang digantikan dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik (student centered learning). Dengan melalui perubahan pendekatan maka diperlukan model pembelajaran yang mampu merespon keinginan peserta didik sehingga proses pembelajaran bisa berjalan lebih efektif dan aktif sehingga apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik.
Model pembelajaran adalah diskripsi dari lingkungan pembelajaran yang bergerak dari perencanaan kurikulum, mata pelajaran, bagian-bagian dari pelajaran untuk merancang material pembelajaran, buku latihan kerja program, multi media, bantuan kompetensi untuk program pembelajaran.[6]  Winataputra mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pencanang pembelajaran dan para pengajar dalam mencanangkan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.[7]
C.  Jenis-jenis Model Pembelajaran
Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran tersebut antara lain terdiri dari:[8]  Akan di dalam makalah ini penulis akan membahas dan menjelaskan serta mensimulasikan beberapa jenis model pembelajaran kontekstual dan kooperatif yang sudah pernah penulis lakukan dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 Sintang, antara lain :
1.         Pembelajaran Konvensional   
Model pembelajaran langsung atau konvensional adalah pembelajaran yang dilakukan secara monoton dan bertujuan menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain.
2.         Pembelajaran Kuantum
Model pembelajaran kuantum merupakan  rakitan dari berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neurologi yang jauh sebelumnya sudah ada.
3.         Pembelajaran Terpadu
Model pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik. Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan.
4.         Pembelajaran Kontekstual
Menurut paham progresivisme John Dewey, siswa akan belajar dengan baik bilamana apa yang dipelajari oleh mereka berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui, serta proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah. Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and learning) adalah konsep belajar yang mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan komponen utama pembelajaran  sebagai berikut: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).
a.      Problem Based Learning (PBL)
Karakteristik model pembelajaran ini yaitu :
1.    Menekankan pada pemecahan masalah.
2.   Pembelajaran terjadi dalam berbagai konteks kehidupan.
3.   Mengajar dengan cara memonitor  dan mengarahkan siswa agar mampu belajar secara mandiri.
4. Mendorong siswa untuk belajar dari sesama teman belajarnya.
5. Menerapkan penilaian autentik dan  belajar yang menyenangkan.
Pengelolaan pembelajaran  Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berdasarkan  masalah terdapat 5 langkah utama. yaitu: (1)  mengorientasikan siswa pada masalah; (2)  mengorganisasikan siswa untuk belajar; (3) memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok; (4)  mengembangkan dan menyajikan hasil kerja; dan (5)  menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah. Gambaran rinci kelima langkah tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 1. Prosedur Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Langkah
Kegiatan Guru
1.      Orientasi masalah
  • Menginformasikan tujuan pembelajaran
  • Menciptakan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadi pertukaran ide yang terbuka
  • Mengarahkan pada pertanyaan atau masalah
  • Mendorong siswa mengekspresikan ide-ide secara terbuka
2.      Mengorganisasikan siswa untuk belajar
  • Membantu siswa menemukan konsep berdasar masalah
  • Mendorong keterbukaan, proses-proses demokrasi dan cara belajar siswa aktif
  • Menguji pemahaman siswa atas konsep yang ditemukan
3.      Membantu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
  • Memberi kemudahan pengerjaan siswa dalam mengerjakan/menyelesaikan masalah
  • Mendorong kerjasama dan penyelesaian tugas-tugas
  • Mendorong dialog, diskusi dengan teman
  • Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang berkaitan dengan masalah
  • Membantu siswa merumuskan hipotesis
  • Membantu siswa dalam memberikan solusi
4.      Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja
  • Membimbing siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS)
  • Membimbing siswa menyajikan hasil kerja
5.      Menganalisa dan mengevaluasi hasil pemecahan
  • Membantu siswa mengkaji ulang hasil pemecahan masalah
  • Memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemcahan masalah
  • Mengevaluasi materi

Dokumentasi contoh model pembelajaran PBL materi pelajaran aspek akhlaq.

b.      Authentic Based Learning (ABL)
Karakteristik model pembelajaran ini yaitu : Pembelajaran berbasis autentik adalah pembelajaran yang menekankan pada konteks bermakna dengan mengembangkan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah yang penting di dalam konteks kehidupan nyata.

5.         Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin (1983), cooperative learning telah dikenal sejak lama oleh para guru, yakni guru mendorong para siswa untuk bekerjasama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau tutor sebaya. Jenis-jenis model pembelajaran kooperatif diantaranya ialah :[9]
a.         Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Model pembelajaran ini menurut penulis sangat cocok dengan materi yang bersifat hafalan dan pemahaman ayat atau hadis.
Langkah-langkah :
1.    Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll).
2.  Guru menyajikan pelajaran.
2.   Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
3.   Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
4.  Memberi evaluasi
5.  Kesimpulan
Dokumentasi contoh model pembelajaran STAD materi pelajaran aspek al-Qur’an.
 

a.         Make a Match (Mencari Pasangan)
(Lorna Curran, 1994)
Model pembelajaran ini menurut penulis sangat cocok dengan materi aspek Aqidah (iman kepada Allah swt, Malaikat dan Rasul).
Langkah-langkah :
1.      Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
2.      Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
3.      Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
4.      Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban).
5.      Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
6.      Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.
7.      Kesimpulan/penutup
b.         Group Investigation
(Sharan, 1992)
Model pembelajaran ini menurut penulis sangat cocok dengan materi spek al-Qur’an (tajwid) dan aspek fiqih (inventarisir mustahiq).
Langkah-langkah :
1.      Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen.
2.      Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
3.      Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain.
4.      Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan.
5.      Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok.
6.      Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan.
7.      Evaluasi
Dokumentasi contoh model pembelajaran Group Investigation materi pelajaran aspek al-Qur’an (Tajwid).
.
c.         Three in One Berbasis ICT.
(Ilhamdi, 2011)
Model pembelajaran ini penulis namakan demikian diawali dari suatu kajian dan penelitian dengan mengambil kesimpulan untuk mengkolaborasikan tiga jenis model pembelajaran yaitu Video Session, Poster Session dan Think Pair and Share (TPS), yang diberi nama ”Three in One” (tiga dalam satu) berbasis ICT. Model ini merupakan salah satu model-model pembelajaran lainnya yang dipresentasi dan disimulasikan pada lomba kreasi model pembelajaran pendidikan agama Islam bagi guru SD, SMP dan SMA tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2011 di Jakarta. Model pembelajaran ini menurut penulis sangat cocok dengan materi aspek Aqidah (iman kepada qadha dan qadar) dan aspek Tarikh (sejarah).     Langkah-langkah (Video Session) :
a.    Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok (4-6 orang  perkelompok).
b.   Guru meminta  peserta didik untuk memilih dan menunjuk ketua kelompok.
c.    Mintalah setiap peserta didik menyaksikan tanyangan video dari materi pembelajaran atau yang sedang dipelajari.
d.   Mintalah peserta didik untuk mencatat materi pembelajaran  yang ditayangkan lewat video.
e.    Setelah video materi pembelajaran ditayangkan, mintalah peserta didik untuk membahas melalui diskusi kelompok masing-masing.
f.    Guru meminta ketua kelompok untuk membacakan hasil diskusi kelompok.
7. Setelah masing-masing kelompok tampil membacakan hasil diskusi, Guru menambahkan penjelasan dan menyimpulkan materi pembelajaran.
Langkah-langkah (Poster Session) :
1.      Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok (4-6 orang perkelompok).
2.      Guru meminta  peserta didik untuk memilih dan menunjuk ketua kelompok.
3.      Mintalah setiap peserta didik menyaksikan atau mengamati poster dari materi pembelajaran atau yang sedang dipelajari yang ditampilkan melalui multimedia.
4.      Mintalah peserta didik untuk mencatat materi pembelajaran  yang ditampilkan melalui multimedia.
5.      Setelah materi pembelajaran ditayangkan, mintalah peserta didik untuk membahas melalui diskusi kelompok masing-masing.
6.      Guru meminta ketua kelompok untuk membacakan hasil diskusi kelompok.  
7.      Setelah masing-masing kelompok tampil membacakan hasil diskusi, Guru menambahkan penjelasan dan menyimpulkan materi pembelajaran.
Langkah-langkah Think Pair and Share (TPS) :
(Frank Lyman 1981)
1.      Guru menyampaikan inti materi.
2.      Siswa berdiskusi dengan teman sebelahnya tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.
3.      Guru memimpin pleno dan tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
4.      Atas dasar hasil diskusi, guru mengarahkan pembicaraan pada materi/permasalahan yang belum diungkap siswa.
5.      Kesimpulan.
Keunggulan model pembelajaran Three in One berbasis ICT ini, menurut penulis karena dapat mengakomodir kompetensi peserta didik dibidang ICT dan bisa meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI), sehingga peserta mampu belajar sendiri, belajar secara kelompok dan dapat menambah pengetahuan baru yaitu tentang ICT.  
d.      Bermain Peran (Role Playing)[10]
Langkah-langkah :
1.         Manentukan tujuan pembelajaran.
2.         Memilih konteks dan peran serta menulis skenario.
3.         Latihan pendahuluan.
4.         Kegiatan pembelajaran atau pelaksanaan peragaan.
5.         Mendiskusikan kesimpulan.
6.         Penilaian.
Dokumentasi contoh model pembelajaran bermain peran materi pelajaran aspek akhlaq (akhlaq tercela dendam, sombong dan nifaq).
e.       Model Demonstrasi[11]
Langkah-langkah :
1.         Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran.
2.         Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan.
3.         Demonstrsi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari siswa.
4.         Penguatan (diskusi, tanya jawab, dan atau latihan) terhadap hasil demonstrasi.
5.         Kesimpulan.
Dokumentasi contoh model pembelajaran bermain peran materi pelajaran aspek akhlaq (ahklaq mulia, adab makan dan minum).
 

D.  Kesimpulan
Dalam dunia pendidikan di era modern guru pendidikan agama Islam (PAI) dituntut untuk melakukan proses peningkatan kompetensi sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara profesional mendidik, mengajar dan membina peserta didik. Untuk pelaksanaan proses pembelajaran sangat banyak sekali para ahli menciptakan konsep dan teori pendekatan, strategi, metode dan teknik ataupun model pembelajaran. Dari sekian jenis pendekatan, strategi, metode dan teknik maupun model pembelajaran tersebut ada satu pendekatan yang kiranya menurut penulis sangat relevan dengan pembelajaran pendidikan agama Islam yaitu pendekatan atau metode yang penulis namakan Tafakkur wa Muhasabah. Sedangkan untuk model pembelajaran guru pendidikan agama Islam dapat mengkolaborasikan penggunaan model-model pembelajaran yang telah ada, atau bahkan mampu menciptakan (merancang) model pembelajaran yang berbasis sederhana bahkan sampai yang  berbasis Islamisasi multimedia atau ICT  (komputer, laptop, LCD dan perangkat penunjang lainnya)[12] dengan memperhatikan relevansinya dengan aspek materi pembelajaran. Sehingga  guru pendidikan agama Islam (PAI) tidaklah dipandang sebelah mata oleh tenaga pendidik lainnya atau hanya menjadi pelengkap penderitaan semata.  















DAFTAR PUSTAKA

Sudrajat, Ahmad dalam makalah M. Faisal, Pengertian dan Kaidah Strategi Pembelajaran; pendekatan, strategi, metode, teknik dan model, Presentasi Selasa, 9 April 2013, SPAI MSI-UMY).
Asroi, Diklat Jarak Jauh Berbasis Website Bagi GPAI SMP, (BDK Jakarta : Widyaiswara, 2011) Oktober – Desember 2011, di Jakarta – Sintang.
Joyce, Bruce dan Weil Marsha, Models of Teaching. (London : Allyn Bacon, 1996), dalam  Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran. (Jakarta: Quantum Teaching, 2005).
...........Pengertian model pembelajaran. http://belajarpsikologi.com
Diunduh, Jum’at 12 April 2013 pukul. 21.55 WIB.                                         
Kasim, Juanda, Diklat Peningkatan Komptensi  Bagi GPAI SMP, (BDK Jakarta : Widyaiswara, 2010) di Jakarta, September 2010.
Setiawati, Marina, Diklat Merancang Metode dan Model Pembelajaran Bagi GPAI SMP,  (BDK Jakarta : Widyaiswara, 2012) Februari 2012, di Jakarta.                      
Raharjo, Arif Budi, Kuliah Strategi Pembelajaran PAI dan PTK, (Yogyakarta: SPAI MSI-UMY). Selasa, 16 April 2013.
............Metode dan Model Pembelajaran Demonstrasi, http:// www. Sharing kuliahku.WordPress.com.Diunduh Senin, 22 April 2013. Pkl. 17.09 WIB.










[1] Muhammad Faisal,  Judul Makalah.  Pengertian dan Kaidah Strategi Pembelajaran; pendekatan, strategi, metode, teknik dan model, dan Sukra, Judul Makalah. Pengertian dan Kaidah Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Presentasi Selasa, 9 April 2013, SPAI MSI-UMY).
                                                                                                                                                     
[2] Widodo dan Alimuddin Abdullah, Judul Makalah.  Jenis dan Macam Strategi Pembelajaran, (Presentasi Selasa, 16 April 2013, SPAI MSI-UMY).
[3]  Ahmad Sudrajat dalam makalah M. Faisal, Pengertian dan Kaidah Strategi Pembelajaran; pendekatan, strategi, metode, teknik dan model, Presentasi Selasa, 9 April 2013, SPAI MSI-UMY)
[4]  Dr. Arif Budi Raharjo, M.Si, Kuliah Strategi Pembelajaran PAI dan PTK, (Yogyakarta: SPAI MSI-UMY). Selasa, 16 April 2013.
[5] Sukra dan Fitriyah Rochmatin, Dalam Diskusi Pengertian dan Kaidah Strategi Pembelajaran PAI, Selasa, 9 April 2013.
[6] Bruce Joyce dan Weil Marsha, Models of Teaching. (London : Allyn Bacon, 1996) dalam  Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran. (Jakarta: Quantum Teaching, 2005)
[7] .................Pengertian model pembelajaran. http://belajarpsikologi.com (diunduh, Jum’at           12 April 2013 pukul. 21.55 WIB)
[8] Juanda Kasim, Diklat Peningkatan Komptensi  Bagi GPAI SMP, (BDK Jakarta : Widyaiswara, 2010) di Jakarta, September 2010
[9] Asroi, Diklat Jarak Jauh Berbasis Website Bagi GPAI SMP, (BDK Jakarta : Widyaiswara, 2011) Oktober – Desember 2011, di Jakarta - Sintang
[10] Marina Setiawati, Diklat Merancang Metode dan Model Pembelajaran Bagi GPAI SMP,
 (BDK Jakarta : Widyaiswara, 2012) Februari 2012, di Jakarta.
[11] http:// www. Sharingkuliahku.WordPress.com.Diunduh Senin, 22 April 2013. Pkl. 17.09 WIB.

[12] Dr. Mastuki HS, Kuliah Umum SPAI MSI-UMY, (Yogyakarta : MSI-UMY, 2013).              Kamis, 11 April 2013.


1 komentar: