Makalah
SIMULASI BEBERAPA
STRATEGI PEMBELAJARAN
“Islamisasi Model-Model
Pembelajaran”
Oleh : Ilhamdi
A.
Rasional
Bagaikan
sebuah produk lama tetapi masih memiliki pangsa pasar yang signifikan
dikarenakan marketing yang dilakukan dengan sangat kreatif dan inovatif
ditunjang oleh model yang menarik, begitulah kondisi riil mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diajarkan kepada peserta didik dari jenjang Taman
Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah
Menengah Atas (SMA), serta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau mungkin hingga
Perguruan Tinggi (PT). Materi pembelajarannya masih sangat statis sehingga akan
mempengaruhi minat siswa dalam belajar. Disinilah tugas berat seorang guru PAI bagaimana
mengemas produk lama (materi) yang kurang diminati menjadi sebuah produk yang
sangat diminati dengan melakukan pendekatan, strategi, metode, teknik dan model
pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta manusiawi. Dengan kesemuanya itu
diharapkan akan dapat meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran PAI,
atau secara lebih spesifik, melalui pembelajaran yang terencana baik
pendekatan, strategi, metode, teknik dan model pembelajaran dapat menciptakan
suasana belajar dan proses pembelajaran bagi peserta didik dapat secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara sehingga menjadi insan
yang sempurna dan paripurna. Jika
pada waktu pertemuan minggu ke-dua dari mata kuliah ini 2 (dua) orang sahabat
kita telah mempresentasikan makalah mereka, begitu juga dengan pertemuan minggu ke-tiga
telah tampil kembali 2 (dua) sahabat kita, mereka begitu bagus (apik tenan:
Jawa) dalam mempresentasikan karya tulis mereka yang dalam bentuk makalah baik
dari segi linguistik dan dari segi skill. Kemudian dari makalah yang mereka
presentasikan penulis menganalisa bahwa teori atau konsep tentang pendekatan,
strategi, metode dan teknik pembelajaran
yang ditampilkan hanya dapat menstimulasi aspek kognitif (baca: lahiriyah) sedangkan aspek afektif dan
psikomotorik (baca: bathiniyah) masih
belum terstimulasikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
dan sahabat kita Ali Affandi mendapatkan tugas makalah dengan judul “Simulasi Beberapa
Strategi Pembelajaran”, sedangkan untuk penulis sendiri memberikan sub judul
pada makalah ini yaitu “Islamisasi Model-Model Pembelajaran”. Yang dimaksudkan
dengan Islamisasi model-model pembelajaran tersebut ialah bagaimana penulis
menggunakan pendekatan, strategi, metode, teknik dan model
pembelajaran pada materi pembelajaran pendidikan agama Islam. Pendekatan, strategi,
metode dan teknik tersebut penulis namakan Tafakkur
wa Muhasabah. Adapun aplikasinya dengan cara memvisualisasikan dan
mendengarkan tayangan-tayangan motivasi (film, kaset dan tulisan), baik di
awal, di tengah (ice breaking) dan di
akhir pembelajaran. dengan pendekatan, strategi, metode dan teknik ini diharapkan mampu menyentuh
alam sadar peserta didik, sebab kondisi alam sadar bisa mengembalikan fitrah Ilahiyah sehingga akan mampu
menstimulasikan semangat dan minat peserta didik dalam proses pembelajaran. Adapun yang menjadi spirit penulis mengambil
sub judul demikian karena dilatarbelakangi dari anotasi beberapa teman dalam
diskusi pertemuan pertama dan kedua bahwa tidak semuanya model pembelajaran
bisa diimplementasikan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Dari makalah ini penulis akan menjelaskan
langkah-langkah dan mensimulasikan serta memvisualisasikan beberapa model
pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) yang sudah pernah penulis lakukan di sekolah tempat bertugas.
B.
Pembahasan
Perkembangan
teknologi pendidikan kontemporer semakin pesat dari waktu ke waktu muncul
strategi, metode dan model pembelajaran
baru untuk mempercepat pengusaan, pemahaman dan keterampilan dari teori ilmu
pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik. Dalam konteks ini muncul apa
yang disuarakan para ahli dengan revolusi cara belajar sebagai respon terhadap
pembelajaran selama ini yang berfokus kepada guru (teacher centered learning), sekarang digantikan dengan pendekatan
pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik (student centered learning). Dengan melalui perubahan pendekatan
maka diperlukan model pembelajaran yang mampu merespon keinginan peserta didik
sehingga proses pembelajaran bisa berjalan lebih efektif dan aktif sehingga apa
yang menjadi tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik.
Model
pembelajaran adalah diskripsi dari lingkungan pembelajaran yang bergerak dari
perencanaan kurikulum, mata pelajaran, bagian-bagian dari pelajaran untuk
merancang material pembelajaran, buku latihan kerja program, multi media,
bantuan kompetensi untuk program pembelajaran. Winataputra
mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
pencanang pembelajaran dan para pengajar dalam mencanangkan dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran.
C. Jenis-jenis Model Pembelajaran
Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha
mengoptimalkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran tersebut antara lain
terdiri dari: Akan di dalam makalah
ini penulis akan membahas dan menjelaskan serta mensimulasikan beberapa jenis
model pembelajaran kontekstual dan kooperatif yang sudah pernah penulis lakukan
dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 Sintang,
antara lain :
1.
Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran langsung
atau konvensional adalah pembelajaran yang dilakukan secara monoton dan
bertujuan menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan individu
diorientasikan pada kegagalan orang lain.
2.
Pembelajaran Kuantum
Model pembelajaran kuantum
merupakan rakitan dari berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif
dan pemrograman neurologi yang jauh sebelumnya sudah ada.
3.
Pembelajaran Terpadu
Model pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa
baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan
konsep serta prinsip secara holistik. Pembelajaran ini merupakan model yang
mencoba memadukan beberapa pokok bahasan.
4.
Pembelajaran Kontekstual
Menurut
paham progresivisme John Dewey, siswa akan belajar dengan baik bilamana apa
yang dipelajari oleh mereka berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui,
serta proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses
belajar di sekolah. Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and
learning) adalah konsep belajar yang mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan komponen utama pembelajaran sebagai berikut:
konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning),
menemukan (Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community),
pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).
a.
Problem Based Learning
(PBL)
Karakteristik
model pembelajaran ini yaitu :
1. Menekankan pada pemecahan
masalah.
2. Pembelajaran terjadi dalam
berbagai konteks kehidupan.
3. Mengajar dengan cara
memonitor dan mengarahkan siswa agar
mampu belajar secara mandiri.
4. Mendorong siswa untuk
belajar dari sesama teman belajarnya.
5. Menerapkan penilaian
autentik dan belajar yang menyenangkan.
Pengelolaan pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) atau pembelajaran
berdasarkan masalah terdapat 5 langkah utama. yaitu: (1)
mengorientasikan siswa pada masalah; (2) mengorganisasikan siswa untuk
belajar; (3) memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok; (4)
mengembangkan dan menyajikan hasil kerja; dan (5) menganalisis dan
mengevaluasi hasil pemecahan masalah. Gambaran rinci kelima langkah tersebut
dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 1. Prosedur Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Langkah
|
Kegiatan Guru
|
1.
Orientasi masalah
|
- Menginformasikan
tujuan pembelajaran
- Menciptakan
lingkungan kelas yang memungkinkan terjadi pertukaran ide yang terbuka
- Mengarahkan
pada pertanyaan atau masalah
- Mendorong
siswa mengekspresikan ide-ide secara terbuka
|
2.
Mengorganisasikan siswa untuk
belajar
|
- Membantu
siswa menemukan konsep berdasar masalah
- Mendorong
keterbukaan, proses-proses demokrasi dan cara belajar siswa aktif
- Menguji
pemahaman siswa atas konsep yang ditemukan
|
3.
Membantu menyelidiki secara
mandiri atau kelompok
|
- Memberi
kemudahan pengerjaan siswa dalam mengerjakan/menyelesaikan masalah
- Mendorong
kerjasama dan penyelesaian tugas-tugas
- Mendorong
dialog, diskusi dengan teman
- Membantu
siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang
berkaitan dengan masalah
- Membantu
siswa merumuskan hipotesis
- Membantu
siswa dalam memberikan solusi
|
4.
Mengembangkan dan menyajikan hasil
kerja
|
- Membimbing
siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS)
- Membimbing
siswa menyajikan hasil kerja
|
5.
Menganalisa dan mengevaluasi hasil
pemecahan
|
- Membantu
siswa mengkaji ulang hasil pemecahan masalah
- Memotivasi
siswa untuk terlibat dalam pemcahan masalah
- Mengevaluasi
materi
|
Dokumentasi
contoh model pembelajaran PBL materi
pelajaran aspek akhlaq.
b.
Authentic Based Learning
(ABL)
Karakteristik
model pembelajaran ini yaitu : Pembelajaran
berbasis autentik adalah pembelajaran yang menekankan pada konteks bermakna
dengan mengembangkan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah yang penting
di dalam konteks kehidupan nyata.
5.
Pembelajaran Kooperatif
Menurut
Slavin (1983), cooperative learning telah dikenal sejak lama oleh para
guru, yakni guru mendorong para
siswa untuk bekerjasama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau
tutor sebaya. Jenis-jenis
model pembelajaran kooperatif diantaranya ialah :
a.
Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Model pembelajaran
ini menurut penulis sangat cocok dengan materi yang bersifat hafalan dan
pemahaman ayat atau hadis.
Langkah-langkah
:
1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara
heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll).
2. Guru
menyajikan pelajaran.
2. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan
oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya
sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
3. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa.
Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
4. Memberi
evaluasi
5. Kesimpulan
Dokumentasi
contoh model pembelajaran STAD materi
pelajaran aspek al-Qur’an.
a.
Make a Match (Mencari Pasangan)
(Lorna Curran, 1994)
Model pembelajaran ini menurut penulis sangat cocok
dengan materi aspek Aqidah (iman kepada Allah swt, Malaikat dan Rasul).
Langkah-langkah
:
1.
Guru
menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok
untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu
jawaban.
2.
Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
3.
Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
4.
Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (soal jawaban).
5.
Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin.
6.
Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya.
7.
Kesimpulan/penutup
b.
Group Investigation
(Sharan, 1992)
Model pembelajaran ini menurut penulis sangat cocok
dengan materi spek al-Qur’an (tajwid) dan aspek fiqih (inventarisir mustahiq).
Langkah-langkah
:
1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen.
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
3. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas
sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari
kelompok lain.
4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada
secara kooperatif berisi penemuan.
5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua
menyampaikan hasil pembahasan kelompok.
6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi
kesimpulan.
7. Evaluasi
Dokumentasi
contoh model pembelajaran Group
Investigation materi pelajaran aspek al-Qur’an (Tajwid).
.
c.
Three in One Berbasis ICT.
(Ilhamdi,
2011)
Model pembelajaran ini penulis namakan demikian diawali dari suatu kajian
dan penelitian dengan mengambil kesimpulan untuk mengkolaborasikan tiga jenis
model pembelajaran yaitu Video Session,
Poster Session dan Think Pair and
Share (TPS), yang diberi nama ”Three in One” (tiga dalam satu) berbasis ICT. Model ini merupakan salah satu model-model
pembelajaran lainnya yang dipresentasi dan disimulasikan pada lomba kreasi
model pembelajaran pendidikan agama Islam bagi guru SD, SMP dan SMA tingkat
nasional yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2011 di Jakarta. Model pembelajaran
ini menurut penulis sangat cocok dengan materi aspek Aqidah (iman kepada qadha
dan qadar) dan aspek Tarikh (sejarah). Langkah-langkah (Video Session) :
a. Guru membagi peserta didik dalam
beberapa kelompok (4-6 orang perkelompok).
b. Guru meminta peserta didik untuk memilih dan menunjuk
ketua kelompok.
c. Mintalah setiap peserta didik
menyaksikan tanyangan video dari materi pembelajaran atau yang sedang
dipelajari.
d. Mintalah peserta didik untuk mencatat
materi pembelajaran yang ditayangkan
lewat video.
e. Setelah video materi pembelajaran
ditayangkan, mintalah peserta didik untuk membahas melalui diskusi kelompok
masing-masing.
f. Guru meminta ketua kelompok untuk
membacakan hasil diskusi kelompok.
7.
Setelah masing-masing kelompok tampil membacakan hasil diskusi, Guru
menambahkan penjelasan dan menyimpulkan materi pembelajaran.
Langkah-langkah (Poster Session) :
1. Guru membagi peserta didik dalam
beberapa kelompok (4-6 orang perkelompok).
2. Guru meminta peserta didik untuk memilih dan menunjuk
ketua kelompok.
3. Mintalah setiap peserta didik
menyaksikan atau mengamati poster dari materi pembelajaran atau yang sedang
dipelajari yang ditampilkan melalui multimedia.
4. Mintalah peserta didik untuk mencatat
materi pembelajaran yang ditampilkan
melalui multimedia.
5. Setelah materi pembelajaran ditayangkan,
mintalah peserta didik untuk membahas melalui diskusi kelompok masing-masing.
6. Guru meminta ketua kelompok untuk
membacakan hasil diskusi kelompok.
7. Setelah masing-masing kelompok tampil
membacakan hasil diskusi, Guru menambahkan penjelasan dan menyimpulkan materi
pembelajaran.
Langkah-langkah
Think Pair and Share (TPS) :
(Frank Lyman 1981)
1. Guru menyampaikan inti materi.
2. Siswa berdiskusi dengan teman sebelahnya
tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.
3. Guru memimpin pleno dan tiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya.
4. Atas dasar hasil diskusi, guru
mengarahkan pembicaraan pada materi/permasalahan yang belum diungkap siswa.
5. Kesimpulan.
Keunggulan
model pembelajaran “Three in One” berbasis ICT
ini, menurut penulis karena dapat mengakomodir kompetensi peserta didik dibidang
ICT dan bisa meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran pendidikan
agama Islam (PAI), sehingga peserta mampu belajar sendiri, belajar secara
kelompok dan dapat menambah pengetahuan baru yaitu tentang ICT.
d.
Bermain
Peran (Role Playing)
Langkah-langkah
:
1.
Manentukan
tujuan pembelajaran.
2.
Memilih
konteks dan peran serta menulis skenario.
3.
Latihan
pendahuluan.
4.
Kegiatan
pembelajaran atau pelaksanaan peragaan.
5.
Mendiskusikan
kesimpulan.
6.
Penilaian.
Dokumentasi contoh model
pembelajaran bermain peran materi pelajaran aspek akhlaq (akhlaq tercela
dendam, sombong dan nifaq).
Langkah-langkah
:
1.
Mempersiapkan
alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran.
2.
Memberikan
penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan.
3.
Demonstrsi bersamaan
dengan perhatian dan peniruan dari siswa.
4.
Penguatan
(diskusi, tanya jawab, dan atau latihan) terhadap hasil demonstrasi.
5.
Kesimpulan.
Dokumentasi
contoh model pembelajaran bermain peran materi pelajaran aspek akhlaq (ahklaq
mulia, adab makan dan minum).
D.
Kesimpulan
Dalam
dunia pendidikan di era modern guru pendidikan agama Islam (PAI) dituntut untuk
melakukan proses peningkatan kompetensi sehingga mampu melaksanakan tugasnya
secara profesional mendidik, mengajar dan membina peserta didik. Untuk
pelaksanaan proses pembelajaran sangat banyak sekali para ahli menciptakan
konsep dan teori pendekatan, strategi, metode dan teknik ataupun model
pembelajaran. Dari sekian jenis pendekatan, strategi, metode dan teknik maupun model
pembelajaran tersebut ada satu pendekatan yang kiranya menurut penulis sangat
relevan dengan pembelajaran pendidikan agama Islam yaitu pendekatan atau metode
yang penulis namakan Tafakkur wa
Muhasabah. Sedangkan untuk model pembelajaran guru pendidikan agama Islam
dapat mengkolaborasikan penggunaan model-model pembelajaran yang telah ada,
atau bahkan mampu menciptakan (merancang) model pembelajaran yang berbasis
sederhana bahkan sampai yang berbasis Islamisasi
multimedia atau ICT (komputer, laptop, LCD
dan perangkat penunjang lainnya) dengan
memperhatikan relevansinya dengan aspek materi pembelajaran. Sehingga guru pendidikan agama Islam (PAI) tidaklah
dipandang sebelah mata oleh tenaga pendidik lainnya atau hanya menjadi
pelengkap penderitaan semata.
DAFTAR PUSTAKA
Diunduh,
Jum’at 12 April 2013 pukul. 21.55 WIB.
Kasim,
Juanda, Diklat Peningkatan Komptensi Bagi GPAI SMP, (BDK Jakarta :
Widyaiswara, 2010) di Jakarta, September 2010.
Setiawati, Marina, Diklat Merancang Metode
dan Model Pembelajaran Bagi GPAI SMP, (BDK
Jakarta : Widyaiswara, 2012) Februari 2012, di Jakarta.
Raharjo,
Arif Budi, Kuliah Strategi Pembelajaran
PAI dan PTK, (Yogyakarta: SPAI MSI-UMY). Selasa, 16 April 2013.
............Metode dan Model Pembelajaran Demonstrasi, http:// www. Sharing kuliahku.WordPress.com.Diunduh
Senin, 22 April 2013. Pkl. 17.09 WIB.
http:// www. Sharingkuliahku.WordPress.com.Diunduh Senin, 22 April 2013. Pkl.
17.09 WIB.