Makalah
Simulasi Beberapa Strategi Pembelajaran; Islamisasi
Model-Model Pembelajaran
Oleh : Ilhamdi
Disampaikan pada Workshop
Guru PAI SMP se-Kab. Sanggau
Selasa, 06 Oktober 2015
A.
Rasional
Bagaikan
sebuah produk lama tetapi masih memiliki pangsa pasar yang signifikan
dikarenakan marketing yang dilakukan dengan sangat kreatif dan inovatif
ditunjang oleh model yang menarik, begitulah kondisi riil mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diajarkan kepada peserta didik dari jenjang
Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan
Sekolah Menengah Atas (SMA), serta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau mungkin
hingga Perguruan Tinggi (PT). Materi pembelajarannya masih sangat statis
sehingga akan mempengaruhi minat siswa dalam belajar.
Disinilah
tugas berat seorang guru PAI bagaimana mengemas produk lama (materi) yang
kurang diminati menjadi sebuah produk yang sangat diminati dengan melakukan strategi, metode dan model pembelajaran
yang kreatif dan inovatif serta manusiawi. Dengan kesemuanya itu diharapkan
akan dapat meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran PAI, atau secara
lebih spesifik, melalui pembelajaran yang terencana dapat menciptakan suasana
belajar dan proses pembelajaran bagi peserta didik secara lebih aktif untuk mengembangkan potensi
dirinya yang akan memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
sehingga menjadi insan yang sempurna dan paripurna.
Dari beberapa makalah yang ditulis dan dipresentasikan,[1] penulis
melakukan analisis mendalam bahwa teori atau konsep tentang strategi, metode dan model pembelajaran yang ditampilkan hanya dapat menstimulasi
aspek kognitif (baca: lahiriyah)
sedangkan aspek afektif dan psikomotorik (baca: bathiniyah) masih belum terstimulasikan dengan baik.
Oleh
karena itu, pada makalah ini
penulis mengangkat judul
“Simulasi Beberapa Strategi Pembelajaran;
Islamisasi
Model-Model Pembelajaran. Adapun yang
dimaksudkan dengan Islamisasi model-model pembelajaran tersebut ialah bagaimana
penulis menggunakan strategi, metode dan modelpembelajaran pada materi
pembelajaran pendidikan agama Islam. Pendekatan, strategi, metode dan teknik
tersebut penulis namakan Tafakkur wa
Muhasabah.
Adapun
aplikasinya dengan cara memvisualisasikan dan mendengarkan tayangan-tayangan
motivasi (film, kaset dan tulisan), baik di awal, di tengah (ice breaking) dan di akhir pembelajaran.
dengan pendekatan, strategi, metode dan
teknik ini diharapkan mampu menyentuh alam sadar peserta didik, sebab kondisi
alam sadar bisa mengembalikan fitrah Ilahiyah
sehingga akan mampu menstimulasikan
semangat
dan minat peserta didik dalam proses pembelajaran[2]. sedangkan
yang menjadi spirit penulis mengambil sub judul demikian karena
dilatarbelakangi dari anotasi beberapa teman dalam diskusi pertemuan pertama
dan kedua bahwa tidak semuanya model pembelajaran bisa diimplementasikan pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).[3]
Dari
makalah ini penulis akan menjelaskan langkah-langkah dan mensimulasikan serta
memvisualisasikan beberapa model pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang sudah pernah penulis lakukan di
sekolah tempat bertugas.
B.
Pembahasan
Perkembangan
teknologi pendidikan kontemporer semakin pesat dari waktu ke waktu muncul
strategi, metode dan model pembelajaran
baru untuk mempercepat pengusaan, pemahaman dan keterampilan dari teori ilmu
pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik. Dalam konteks ini muncul apa
yang disuarakan para ahli dengan revolusi cara belajar sebagai respon terhadap
pembelajaran selama ini yang berfokus kepada guru (teacher centered learning), sekarang digantikan dengan pendekatan
pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik (student centered learning). Dengan melalui perubahan pendekatan
maka diperlukan model pembelajaran yang mampu merespon keinginan peserta didik
sehingga proses pembelajaran bisa berjalan lebih efektif dan aktif sehingga apa
yang menjadi tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik.
Model
pembelajaran adalah diskripsi dari lingkungan pembelajaran yang bergerak dari
perencanaan kurikulum, mata pelajaran, bagian-bagian dari pelajaran untuk
merancang material pembelajaran, buku latihan kerja program, multi media,
bantuan kompetensi untuk program pembelajaran.[4] Winataputra
mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
pencanang pembelajaran dan para pengajar dalam mencanangkan dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran.[5]
C. Jenis-jenis Model Pembelajaran
Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha
mengoptimalkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran tersebut antara lain
terdiri dari:[6] Akan di dalam makalah
ini penulis akan membahas dan menjelaskan serta mensimulasikan beberapa jenis
model pembelajaran kontekstual dan kooperatif yang sudah pernah penulis lakukan
dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 Sintang,
antara lain :
Model pembelajaran langsung
atau konvensional adalah pembelajaran yang dilakukan secara monoton dan
bertujuan menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan individu
diorientasikan pada kegagalan orang lain.
2.
Pembelajaran Kuantum
Model pembelajaran kuantum
merupakan rakitan dari berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif
dan pemrograman neurologi yang jauh sebelumnya sudah ada.
3.
Pembelajaran Terpadu
Model pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa
baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan
konsep serta prinsip secara holistik. Pembelajaran ini merupakan model yang
mencoba memadukan beberapa pokok bahasan.
4.
Pembelajaran Kontekstual
Menurut paham progresivisme John Dewey, siswa akan
belajar dengan baik bilamana apa yang dipelajari oleh mereka berhubungan dengan
apa yang telah mereka ketahui, serta proses belajar akan produktif jika siswa
terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah.
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and learning) adalah
konsep belajar yang mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan
melibatkan komponen utama pembelajaran sebagai berikut:
konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning),
menemukan (Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community),
pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).
a) Problem
Based Learning (PBL)
Karakteristik
model pembelajaran ini yaitu :
1. Menekankan pada pemecahan
masalah.
2. Pembelajaran terjadi dalam
berbagai konteks kehidupan.
3. Mengajar dengan cara
memonitor dan mengarahkan siswa agar
mampu belajar secara mandiri.
4. Mendorong siswa untuk
belajar dari sesama teman belajarnya.
5. Menerapkan penilaian
autentik dan belajar yang menyenangkan.
Pengelolaan pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) atau pembelajaran
berdasarkan masalah terdapat 5 langkah utama. yaitu: (1)
mengorientasikan siswa pada masalah; (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar;
(3) memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok; (4) mengembangkan
dan menyajikan hasil kerja; dan (5) menganalisis dan mengevaluasi hasil
pemecahan masalah. Gambaran rinci kelima langkah tersebut dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 1. Prosedur Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Langkah
|
Kegiatan Guru
|
1.
Orientasi masalah
|
|
2.
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
|
|
3.
Membantu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
|
|
4.
Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja
|
|
5.
Menganalisa dan mengevaluasi hasil pemecahan
|
|
Dokumentasi
contoh model pembelajaran PBL materi pelajaran
aspek akhlaq.
b) Authentic
Based Learning (ABL)
Karakteristik
model pembelajaran ini yaitu : Pembelajaran
berbasis autentik adalah pembelajaran yang menekankan pada konteks bermakna
dengan mengembangkan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah yang penting
di dalam konteks kehidupan nyata.
5.
Pembelajaran Kooperatif
Menurut
Slavin (1983), cooperative learning telah dikenal sejak lama oleh para
guru, yakni guru mendorong para
siswa untuk bekerjasama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau
tutor sebaya. Jenis-jenis
model pembelajaran kooperatif diantaranya ialah :[7]
a)
Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Model
pembelajaran ini menurut penulis sangat cocok dengan materi yang bersifat
hafalan dan pemahaman ayat atau hadis.
Langkah-langkah
:
1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara
heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll).
2. Guru
menyajikan pelajaran.
2. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan
oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya
sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
3. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa.
Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
4. Memberi
evaluasi
5. Kesimpulan
Dokumentasi
contoh model pembelajaran STAD materi
pelajaran aspek al-Qur’an.
b) Make a Match (Mencari Pasangan)
(Lorna Curran, 1994)
Model pembelajaran ini menurut penulis sangat cocok
dengan materi aspek Aqidah (iman kepada Allah swt, Malaikat dan Rasul).
Langkah-langkah
:
1.
Guru menyiapkan
beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi
review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
2.
Setiap siswa
mendapat satu buah kartu.
3.
Tiap siswa
memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
4.
Setiap siswa
mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban).
5.
Setiap siswa
yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
6.
Setelah satu
babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya.
7.
Kesimpulan/penutup
c)
Group Investigation
(Sharan, 1992)
Model pembelajaran ini menurut penulis sangat cocok
dengan materi spek al-Qur’an (tajwid) dan aspek fiqih (inventarisir klasifikasi zakat, muzakki, mustahiq).
Langkah-langkah
:
1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen.
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas
kelompok.
3. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas
sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari
kelompok lain.
4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada
secara kooperatif berisi penemuan.
5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua
menyampaikan hasil pembahasan kelompok.
6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi
kesimpulan.
7. Evaluasi
Dokumentasi
contoh model pembelajaran Group
Investigation materi pelajaran aspek al-Qur’an (Tajwid).
.
d)
Three in One Berbasis ICT. (Ilhamdi, 2011)
Model pembelajaran ini penulis namakan demikian diawali dari suatu kajian
dan penelitian dengan mengambil kesimpulan untuk mengkolaborasikan tiga jenis
model pembelajaran yaitu Video Session,
Poster Session dan Think Pair and
Share (TPS), yang diberi nama ”Three in One” (tiga dalam satu) berbasis ICT. Model ini merupakan salah satu model-model
pembelajaran lainnya yang dipresentasi dan disimulasikan pada lomba kreasi
model pembelajaran pendidikan agama Islam bagi guru SD, SMP dan SMA tingkat
nasional yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2011 di Jakarta. Model pembelajaran
ini menurut penulis sangat cocok dengan materi aspek Aqidah (iman kepada qadha
dan qadar) dan aspek Tarikh
(sejarah). Langkah-langkah
(Video Session) :
1. Guru
membagi peserta didik dalam beberapa kelompok (4-6 orang perkelompok).
2. Guru
meminta peserta didik untuk memilih dan
menunjuk ketua kelompok.
3. Mintalah
setiap peserta didik menyaksikan tanyangan video dari materi pembelajaran atau
yang sedang dipelajari.
4. Mintalah
peserta didik untuk mencatat materi pembelajaran yang ditayangkan lewat video.
5. Setelah
video materi pembelajaran ditayangkan, mintalah peserta didik untuk membahas
melalui diskusi kelompok masing-masing.
6. Guru
meminta ketua kelompok untuk membacakan hasil diskusi kelompok.
7.
Setelah masing-masing kelompok tampil membacakan hasil diskusi, Guru
menambahkan penjelasan dan menyimpulkan materi pembelajaran.
Langkah-langkah (Poster Session) :
1. Guru
membagi peserta didik dalam beberapa kelompok (4-6 orang perkelompok).
2. Guru
meminta peserta didik untuk memilih dan
menunjuk ketua kelompok.
3. Mintalah
setiap peserta didik menyaksikan atau mengamati poster dari materi pembelajaran
atau yang sedang dipelajari yang ditampilkan melalui multimedia.
4. Mintalah
peserta didik untuk mencatat materi pembelajaran yang ditampilkan melalui multimedia.
5. Setelah
materi pembelajaran ditayangkan, mintalah peserta didik untuk membahas melalui
diskusi kelompok masing-masing.
6. Guru
meminta ketua kelompok untuk membacakan hasil diskusi kelompok.
7. Setelah
masing-masing kelompok tampil membacakan hasil diskusi, Guru menambahkan
penjelasan dan menyimpulkan materi pembelajaran.
Langkah-langkah
Think Pair and Share (TPS) :
(Frank Lyman 1981)
1. Guru
menyampaikan inti materi.
2. Siswa
berdiskusi dengan teman sebelahnya tentang materi/permasalahan yang disampaikan
guru.
3. Guru
memimpin pleno dan tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
4. Atas
dasar hasil diskusi, guru mengarahkan pembicaraan pada materi/permasalahan yang
belum diungkap siswa.
5. Kesimpulan.
Keunggulan
model pembelajaran “Three in One” berbasis ICT
ini, menurut penulis karena dapat mengakomodir kompetensi peserta didik
dibidang ICT dan bisa meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam (PAI), sehingga peserta mampu belajar sendiri, belajar
secara kelompok dan dapat menambah pengetahuan baru yaitu tentang ICT.
e) Bermain
Peran (Role Playing)[8]
Langkah-langkah
:
1.
Manentukan tujuan
pembelajaran.
2.
Memilih konteks dan
peran serta menulis skenario.
3.
Latihan pendahuluan.
4.
Kegiatan pembelajaran
atau pelaksanaan peragaan.
5.
Mendiskusikan
kesimpulan.
6.
Penilaian.
Dokumentasi contoh model
pembelajaran bermain peran materi pelajaran aspek akhlaq (akhlaq tercela
dendam, sombong dan nifaq).
f) Model
Demonstrasi[9]
Langkah-langkah
:
1.
Mempersiapkan alat bantu yang akan
digunakan dalam pembelajaran.
2.
Memberikan penjelasan tentang topik
yang akan didemonstrasikan.
3.
Demonstrsi bersamaan dengan
perhatian dan peniruan dari siswa.
4.
Penguatan (diskusi, tanya jawab, dan
atau latihan) terhadap hasil demonstrasi.
5.
Kesimpulan.
Dokumentasi
contoh model pembelajaran bermain peran materi pelajaran aspek akhlaq (ahklaq
mulia, adab makan dan minum).
D.
Kesimpulan
Dalam
dunia pendidikan di era modern guru pendidikan agama Islam (PAI) dituntut untuk
melakukan proses peningkatan kompetensi sehingga mampu melaksanakan tugasnya
secara profesional mendidik, mengajar dan membina peserta didik. Untuk
pelaksanaan proses pembelajaran sangat banyak sekali para ahli menciptakan
konsep dan teori pendekatan, strategi, metode dan teknik ataupun model
pembelajaran. Dari sekian jenis pendekatan, strategi, metode dan teknik maupun
model pembelajaran tersebut ada satu pendekatan yang kiranya menurut penulis
sangat relevan dengan pembelajaran pendidikan agama Islam yaitu pendekatan atau
metode yang penulis namakan Tafakkur wa
Muhasabah. Sedangkan untuk model pembelajaran guru pendidikan agama Islam
dapat mengkolaborasikan penggunaan model-model pembelajaran yang telah ada,
atau bahkan mampu menciptakan (merancang) model pembelajaran yang berbasis
sederhana bahkan sampai yang berbasis
Islamisasi multimedia atau ICT (komputer,
laptop, LCD dan perangkat penunjang lainnya)[10]
dengan memperhatikan relevansinya dengan aspek materi pembelajaran.
Sehingga guru pendidikan agama Islam
(PAI) tidaklah dipandang sebelah mata oleh tenaga pendidik lainnya atau hanya
menjadi pelengkap penderitaan semata.
DAFTAR PUSTAKA
Sudrajat, Ahmad dalam
makalah M. Faisal, Pengertian dan Kaidah
Strategi Pembelajaran; pendekatan, strategi, metode, teknik dan model, Presentasi
Selasa, 9 April 2013, SPAI MSI-UMY).
Asroi, Diklat Jarak Jauh Berbasis Website Bagi GPAI
SMP, (BDK Jakarta : Widyaiswara, 2011) Oktober – Desember 2011, di Jakarta
– Sintang.
Joyce, Bruce dan Weil
Marsha, Models of Teaching. (London :
Allyn Bacon, 1996), dalam Syafaruddin
dan Irwan Nasution, Manajemen
Pembelajaran. (Jakarta: Quantum Teaching, 2005).
Diunduh,
Jum’at 12 April 2013 pukul. 21.55 WIB.
Kasim,
Juanda, Diklat Peningkatan Komptensi Bagi GPAI SMP, (BDK Jakarta :
Widyaiswara, 2010) di Jakarta, September 2010.
Setiawati, Marina, Diklat Merancang Metode
dan Model Pembelajaran Bagi GPAI SMP, (BDK
Jakarta : Widyaiswara, 2012) Februari 2012, di Jakarta.
Raharjo,
Arif Budi, Kuliah Strategi Pembelajaran
PAI dan PTK, (Yogyakarta: SPAI MSI-UMY). Selasa, 16 April 2013.
............Metode dan Model Pembelajaran Demonstrasi, http:// www. Sharing kuliahku.WordPress.com.Diunduh
Senin, 22 April 2013. Pkl. 17.09 WIB.
[1] Muhammad
Faisal, Judul Makalah. Pengertian dan Kaidah Strategi Pembelajaran;
pendekatan, strategi, metode, teknik dan model, dan Sukra, Judul Makalah. Pengertian dan Kaidah Strategi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, (Presentasi Selasa, 9 April 2013, SPAI MSI-UMY). Widodo
dan Alimuddin Abdullah, Judul Makalah. Jenis dan Macam Strategi Pembelajaran,
(Presentasi Selasa, 16 April 2013, SPAI MSI-UMY).
[2] Arif Budi Raharjo, Kuliah Strategi Pembelajaran PAI dan PTK, (Yogyakarta:SPAI MSI UMY). Selasa, 16 April
2013.
[3] Sukra & Fitriyah
Rochmatin, Pengertian dan Kaidah Strategi
Pembelajaran PAI, Selasa, 9 April 2013.
[4] Bruce Joyce dan Weil Marsha, Models of Teaching. (London : Allyn Bacon, 1996) dalam Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran. (Jakarta:
Quantum Teaching, 2005)
[5] …, Pengertian model
pembelajaran. http://belajarpsikologi.com
(diunduh, Jum’at 12 April 2013 pukul. 21.55 WIB)
[6] Juanda
Kasim, Diklat Peningkatan Komptensi Bagi GPAI SMP, (BDK Jakarta : Widyaiswara,
2010) di Jakarta, September 2010
[7] Asroi, Diklat Jarak Jauh Berbasis Website Bagi GPAI
SMP, (BDK Jakarta : Widyaiswara, 2011) Oktober – Desember 2011, di Jakarta
- Sintang
(BDK Jakarta : Widyaiswara, 2012) Februari 2012, di
Jakarta.
[9]
http:// www. Sharingkuliahku.WordPress.com.Diunduh Senin, 22 April 2013. Pkl.
17.09 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar