BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasional
Membincangkan masalah pendidikan di Indonesia merupakan
tanggungjawab pemerintah dan sekelompok praktisi pendidikan melalui forum-forum
diskusi, seminar, workshop ataupun dengan nama lain dari kegiatan tersebut,
baik berskala lokal, nasional maupun internasional. Hotel, kampus, aula dan
gedung serbaguna sering dijadikan tempat pelaksanaan. Pembicara dan peserta
adalah mereka yang berprofesi sebagai pendidik baik itu dosen, Guru, mahasiswa,
peserta didik, pelajar dan pemangku kebijakan bidang pendidikan. Paradigma semacam
itu menurut penulis kurang tepat, karena jika pendidikan hanya dipikirkan dan
diurus oleh pemerintah dan sekelompok praktisi pendidikan semata, maka tentulah
proses perkembangan dan kemajuan pendidikan di negeri ini akan mengalami stagnan,
kendala atau hambatan.
Diantara komponen yang menjadi masalah klasik dan besar dalam bidang pendidikan
di Indonesia yang banyak diperbincangkan adalah rendahnya mutu pendidikan,
kurikulum nasional yang bongkar pasang, tidak meratanya pembangunan sekolah,
keterbatasan anggaran, keterbatasan buku, jumlah pendidik sedikit, rendahnya
minat belajar masyarakat dan rendahnya rata-rata prestasi belajar, khususnya
peserta didik, manajemen yang tidak baik. Hal ini telah ditemukan oleh berbagai
studi sebagai faktor yang paling konsisten sangat kuat dalam menentukan mutu
pendidikan. Sudah merupakan sebuah keniscayaan setiap warga atau elemen masyarakat
ikut andil dalam membincangkan pendidikan itu. Sebagai upaya mencari solusi
dari permasalahan yang dikemukakan di atas. Jika pendidikan bisa dipikirkan dan
diselenggarakan pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, maka akan bisa
mewujudkan pendidikan yang lebih berkualitas dan berkarakter. Saat ini
pemerintah memiliki perhatian terhadap kemajuan pendidikan, dengan
mengalokasikan dana sebesar 21% dari APBN.
Guru yang merupakan salah satu komponen pendidikan memiliki peran sangat
sentral dan strategis dalam menunjang kemajuan pendidikan di negeri ini,
tanggungjawabnya tidaklah ringan. Oleh karena itu kualitas dan komitmen seorang
Guru dalam melaksanakan profesinya haruslah di atas rata-rata. Ketika Guru mencintai profesinya,
maka pengabdian seluruhnya dipersembahkan untuk kemajuan dan peningkatan mutu
pendidikan, akan dilakukan oleh Guru tersebut. Tak mengenal lelah dan tempat Guru
mengabdi dengan tulus mencerdaskan anak bangsa.
Pemerintah
saat ini telah mencanangkan revolusi mental bagi peserta didik menuju generasi
emas tahun 2045. Semakin bertambah berat tugas dan tanggungjawab yang diemban
oleh Guru. Melakukan revolusi mental bagi peserta didik bukanlah merupakan
pekerjaan yang mudah sebagaimana adagium mengatakan “tidaklah semudah
membalikkan telapak tangan”. Namun bukan Guru namanya jika ia kemudian mengeluh
lalu berhenti meninggalkan profesinya hanya dikarenakan alasan tidak sanggup
melaksanakan revolusi mental dan tidak sanggup mempersiapkan peserta didik
untuk menjadi generasi emas tahun 2045.
Semangat
juang yang tinggi, ikhlas dalam mengabdi mencerdaskan anak bangsa, menanamkan
nilai-nilai karakter, mengembangkan watak dan kepribadian peserta didik
sehingga mereka memiliki budaya hidup yang sehat, berpikir kritis, mandiri,
memiliki integritas, ramah, humanis, memiliki kepedulian sosial yang tinggi,
bangga dan cinta tanah air, berani dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai
moral pancasila serta nilai-nilai
relegius. Semuanya itu ia lakukan dengan tiada mengenal lelah, itulah sosok
seorang Guru hingga wajarlah ia diberikan label “Pahlawan tanpa tanda jasa”, karena
ia benar-benar berjuang untuk negeri tanpa melihat tempat dan tanpa menghitung
jasa.
Dunia pendidikan saat ini sudah jauh berbeda dengan zaman dahulu, dahulu
menjadi seorang Guru merupakan prestige bagi pandangan masyarakat tetapi
berbeda dengan hari ini profesi Guru bagaikan emas sehingga banyak orang yang
berkeinginan untuk menjadi seorang Guru. Mengapa demikian?
Pilihan menjadi seorang Guru merupakan suatu pilihan yang tepat, hal ini dilihat
dari waktu kerja Guru yang lebih pendek dibanding dengan pekerjaan lain. Bidang
tugasnya bisa dikatakan mudah dan menyenangkan. Selain itu kedudukan Guru
dimasyarakat dipandang terhormat karena ilmu yang diajarkan sangatlah berharga.
Dengan fenomena seperti itulah maka profesi Guru sekarang menjadi incaran
sebagian orang.
Tidak ada
tendensi apa-apa terhadap profesi lainnya, profesi Guru merupakan profesi yang
sangat terhormat dan mulia. Di Negara-Negara maju sebutlah Jepang, Australia,
Finlandia, Malaysia, Singapura, Tiongkok, Amerika, Rusia, profesi Guru dan
Menteri Pendidikan merupakan posisi yang sangat prestisius. Sebagaimana kita ketahui Gurulah yang akan
mengubah paradigma peserta didik yang tidak paham menjadi paham, yang tidak
tahu menjadi tahu, yang tidak mengerti menjadi mengerti. Dengan kata lain tanpa
kehadiran Guru, profesi-profesi lain tidak akan ada dan tidak akan berkembang.
B. Motivasi
Berangkat
dari kondisi objektif dari profesi Guru tersebut menjadi sebuah inspirasi dan
motivasi penulis untuk memberanikan diri memberikan konstribusi pembangunan
kepada negeri tercinta ini melalui dunia pendidikan dengan mewakafkan diri
menjadi seorang pendidik yaitu Guru pendidikan agama Islam (PAI). Setidaknya
ada dua argumentasi yang mendasari penulis. Pertama,
aspek normatif yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam
Muslim, bahwa ada tiga amal manusia yang pahalanya tidak akan diputuskan Allah
walaupun ia sudah wafat yaitu 1) sedekah jariah, 2) ilmu yang bermanfaat, 3)
doa anak yang salih. Dari hadis tersebut penulis memahami bahwa jika ingin
mendapatkan bonus pahala secara terus-menerus maka dengan cara mengajar dan
mendidik anak manusia atau dengan kata lain menjadi seorang Guru.
Kedua, aspek
historis kehidupan Rasulullah. Guru merupakan salah satu profesi yang ditekuni
oleh Nabi Muhammmad saw, dimana beliau bukan hanya menjadi Nabi dan Rasul,
tidak hanya menjadi Pemimpin (imam) dan tidak cukup sebagai pedagang, tapi
beliau juga menjadi seorang Guru yang mengajar dan mendidik keluarga, sahabat,
masyarakat dan umat pada zamannya.
C. Visi-Misi
Hidup dan Kehidupan Saya Sebagai Guru
Terlahir dari kalangan keluarga yang bukan berprofesi
pendidik formal, karena kedua orang tua berprofesi sebagai petani, tentunya
berefek kepada profesi dan pekerjaan yang akan penulis geluti kala itu. Sebuah
perjalanan dan perjuangan panjang yang penulis tempuh sehingga bisa berkiprah
di dunia pendidikan dengan menjadi seorang Guru PAI. Menamatkan Madrasah Aliyah
di Pondok Pesantren Darussalam Sengkubang tahun 1998, proses akademik penulis
terhenti sesaat karena belajar untuk memahami kondisi keluarga, sehingga
penulis tidak bisa melanjutkan ke jenjang S1 apalagi ke jenjang S2, “sebuah
mimpi tanpa tidur bagi penulis”.
Pada tahun 2000 hanya berbekal ijazah SLTA penulis
melamarkan diri untuk menjadi Guru di salah satu MTs yang letaknya tidak jauh
dari perusahaan Duta Rendra Mulya Sukalanting tempat penulis bekerja sebagai
buruh pabrik yang saat ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Kubu Raya. Jarak
tempuh dari Pontianak dengan menggunakan motor air selama 5-6 jam perjalanan.
Pada MTs tersebut penulis diberikan kepercayaan untuk mengajar bidang studi
Bahasa Arab, al-Quran hadis dan Sejarah Kebudayaan Islam dengan waktu mengajar
4 hari dalam seminggu.
Walaupun hanya menjadi Guru honorer dan berijazah SLTA,
namun profesi sebagai pendidik merupakan kebanggaan tersendiri bagi penulis
yang sehari-harinya sebagai buruh pabrik. Disaat jam istirahat, waktu
benar-benar penulis manfaatkan untuk berdiskusi dengan Guru-Guru senior, Guru-Guru
yang berijazah pendidik (D-II, D-III dan Sarjana Pendidikan) baik Guru PNS
maupun sesama Guru honorer. Melalui diskusi singkat tersebut penulis banyak
sekali mendapatkan ilmu pengetahun tentang bagaimana menjadi Guru yang baik dan
professional.
Mengajar di sekolah swasta tentunya penuh dengan kisah
suka-duka, sedih-bahagia bahkan kata teman-teman pendidik lebih banyak duka dan
sedihnya, namun itu semua tidaklah mengurangi semangat kami untuk mengantarkan
peserta didik untuk meraih prestasi belajar mereka. Penulis berkomitmen tidak
akan menerima honor dari sekolah tersebut karena sudah mendapatkan gaji dari
perusahaan lebih dari cukup untuk penulis dan keluarga saat itu. Sehingga honor
dari MTs tidak penulis ambil atau dengan kata lain diinfaqkan kembali kepada
pihak sekolah.
Selalu berpikir saya bisa dan saya
berani untuk melakukan pencerahan dan perubahan bagi kehidupan yang menjadi
visi dan misi hidup maka setelah menikah dengan Sarimah,S.Pd.I dan lahirnya
putri pertama yang diberi nama Annisa Yasfi Az-Zahrah, maka penulis memutuskan
untuk berhijrah ke Kabupaten Sintang sebagai Da’i Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia. Disela-sela bertugas sebagai Da’i yang melakukan pembinaan pada
masyarakat muallaf dibeberapa desa wilayah Kabupaten Sintang dan melakukan
pembinaan nara pidana (NAPI) di LP Sintang secara berkala. Sebelum menjadi Guru
PAI di SMP Negeri 2 Sintang, penulis menggeluti usaha jualan kue apam pulau
pinang (terang bulan).
Awal semester genap tahun pelajaran 2004/2005 tepatnya
tanggal 1 Januari 2014, penulis secara resmi diterima sebagai Guru PAI honorer
di SMPN 2 Sintang dengan kualifikasi pendidikan Madrasah Aliyah. Penulis sempat
minder dan tidak percaya diri, hingga mengajukan pertanyaan pada diri sendiri,
seorang yang hanya tamatan Aliyah koq bisa mengajar di sekolah negeri?.
Dukungan yang sangat terbuka serta kerjasama
yang baik dari kepala sekolah,
wakil kepala sekolah dan rekan-rekan pengajar yang selalu mengedepankan rasa solidaritas dan soliditas yang tinggi tanpa melihat dan membedakan antara Guru
PNS dengan Guru honorer. Karena tujuan yang ingin dicapai adalah bagaimana bisa
merealisasikan visi dan misi sekolah dengan cara memberikan pelayanan yang maksimal
dan optimal kepada peserta didik, sehingga dapat membawa kemajuan serta
meningkatkan kualitas SMPN 2 Sintang sesuai dengan bidang masing-masing Guru.
Sebagai seorang Guru yang bertugas di kota dan sekolah besar
seperti SMP Negeri 2 Sintang, tentunya menuntut penulis untuk terus berpikir
dan optimis dengan cara meningkatkan kompetensi sebagai Guru. Seperti kita
ketahui bahwa tugas seorang Guru apalagi dengan berpredikat Guru pendidikan agama Islam itu tidaklah
mudah, selain harus memiliki ilmu pengetahuan agama yang tinggi juga mesti memiliki kepribadian mulia. Penulis juga berkomitmen untuk menjadi
pendobrak inovasi melalui berbagai media pembelajaran yang nantinya akan
diterapkan kepada para peserta didik, tentunya pembelajaran PAI yang fleksibel, humanis tidak terkesan
rigid dan monoton.
Oleh karena itu penulis terus berupaya untuk menjadi Guru PAI
SMP yang bisa dijadikan qudwah (teladan)
dan uswah (contoh) bagi Guru dan peserta
didik dalam menciptakan budaya “terdepan menjadi yang terbaik”, hingga akhirnya
di tahun 2005 penulis memutuskan untuk melanjutkan kuliah S1 di Sekolah Tinggi
Agama Islam Ma’arif (STAIMA) Sintang jurusan pendidikan agama Islam (PAI).
untuk terus berupaya menambah wawasan tentang ilmu pendidikan penulis sangat
aktif mengikuti forum-forum ilmiah baik sebagai peserta maupun sebagai nara
sumber melalui MGMP PAI SMP, Diklat, Seminar, Workshop dan dan lain-lain skala
regional, nasional dan skala lokal. Selain mengajar di sekolah, penulis juga
aktif mengajar di Taman Pendidikan al-Qur’an, mengajar di Madrasah Diniyah,
membina Majlis Taklim, Membina Muallaf dan yang paling penting adalah menjadi
pembina kegiatan ekstra di SMPN 2 Sintang dan di SMKN 1 Sintang sebagai pembina
ROHIS.
Tahun 2007 ketika penulis kuliah semester V ternyata Allah
swt berkehendak penulis diangkat menjadi PNS dengan golongan IIa dan tetap
ditugaskan di SMPN 2 Sintang, dengan demikian tugas sebagai Guru apalagi Guru PAI itu tidaklah
mudah, selain harus memiliki ilmu pengetahuan agama Islam baik juga mesti memiliki kemampuan yang
handal dibidang
profesi pendidik lainnya. Pada tahun 2010 penulis diwisuda, selanjutnya
langsung mengikuti ujian penyesuaian ijazah dan lulus sehingga pangkat golongan
PNS berubah IIIa.
Tabel
Keikutsertaan
Dalam Forum Ilmiah
NO
|
JENIS KEGIATAN
|
PERAN
|
TINGKAT
|
1
|
Pertemuan dan Pelatihan Da’i Muda 2005
|
Peserta
|
ASEAN
|
2
|
Seminar Nasional Pendidikan 2010
|
Ketua
Panitia
|
Nasional
|
3
|
Seminar Nasional Pendidikan 2010
|
Peserta
|
Nasional
|
4
|
Seleksi Pertukaran Guru Pendidikan
Agama Islam Tingkat Nasional 2011
|
Peserta
|
Nasional
|
5
|
Seminar Guru 2011
|
Peserta
|
Provinsi
|
6
|
Seminar Gerakan Nasional
Percepatan Pemberantasan Buta Aksara 2008
|
Peserta
|
Provinsi
|
7
|
Seminar Pendidikan dengan
Tema”Meningkatkan Minat Peserta didik Terhadap Pembelajaran IPA/Sains
Berdasarkan KTSP” 2008
|
Peserta
|
Provinsi
|
8
|
Seminar Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan dengan Tema:
“Profesionalisme Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan” 2009
|
Ketua
Panitia
|
Kabupaten
|
9
|
Seminar Pendidikan “Paradigma Baru
Pendidikan” 2011
|
Peserta
|
Kabupaten
|
10
|
Seminar Pendidikan Keluarga
Sakinah 2005
|
Peserta
|
Kabupaten
|
11
|
Seminar Pendidikan
“Strategi Peningkatan Mutu
Pendidikan dan Kesejahteraan Guru” 2006
|
Peserta
|
Kabupaten
|
12
|
Seminar Sehari “Peningkatan
Kompetensi Guru Bahasa Indonesia SMP,SMA dan SMK Untuk Pelaksanaan KTSP” 2007
|
Peserta
|
Kabupaten
|
13
|
Seminar Pendidikan “Pertegas Visi
Pendidikan Sebagai Upaya Perwujudan Kemandirian Bangsa” 2009
|
Peserta
|
Kabupaten
|
14
|
Pemutaran Film Laskar Pelangi dan
Seminar Pendidikan “Memunculkan Generasi Laskar Pelangi Di Kabupaten Sintang”
2009
|
Peserta
|
Kabupaten
|
15
|
Sosialisasi Labelisasi Produk
Halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) 2009
|
Peserta
|
Kabupaten
|
16
|
Seminar Ramadhan
|
Peserta
|
Kabupaten
|
17
|
Seminar Pendidikan “Peran Orang
Tua dan Lembaga Pendidikan Dalam Menciptakan Kecerdasan Anak di Era
Globalisasi Media” 2010
|
Peserta
|
Kabupaten
|
18
|
Madrasah Ramadhan 2010
|
Pemateri
|
Kabupaten
|
19
|
Komunikasi Ramadhan (KORMA) 2010
|
Nara
sumber
|
Kabupaten
|
20
|
Kuliah Subuh Ramadhan 2010
|
Nara
sumber
|
Kabupaten
|
21
|
Diskusi Problematika Guru
Pendidikan Agama Islam Se Kabupaten Sintang 2010
|
Pemateri
|
Kabupaten
|
22
|
Seminar Pendidikan Multikultural
2010
|
Nara
sumber
|
Kabupaten
|
23
|
Rapat Penyusunan Data Pendidikan
Agama dan Keagamaan di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kab.Sintang 2011
|
Pemateri
|
Kabupaten
|
24
|
Workshop Guru Pendidikan Agama
Islam SD, SMP, SMA dan SMK se Kabupaten Sintang 2011
|
Pemateri
|
Kabupaten
|
25
|
Mengikuti Sosialisasi Verifikasi
KTSP Dinas Pendidikan 2011
|
Peserta
|
Kabupaten
|
26
|
Sarasehan Nasyiatul ‘Aisyiyah
Kabupaten Sintang “Pengenalan Velentine dan Reproduksi Bagi Remaja Islam”
2012
|
Nara
sumber
|
Kabupaten
|
27
|
Workshop Peningkatan Kinerja dan
Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Berbasis ICT se Kabupaten Sintang 2012
|
Pemateri
|
Kabupaten
|
28
|
Workshop Peningkatan Kinerja dan
Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Berbasis ICT se Kabupaten Sintang 2012
|
Peserta
|
Kabupaten
|
29
|
Seminar Nasional Pengaruh Dinamika
Politik 2014 Terhadap Ekonomi Indonesia 2013
|
Peserta
|
Nasional
|
30
|
In The First Asean Postgraduate
Research Conference “Improving Human Life” 2014
|
Peserta
|
ASEAN
|
BAB II
PRESTASI
YANG LAYAK MENJADIKAN SAYA SEBAGAI GURU SMP BERPRESTASI
Beberapa prestasi yang telah diperoleh
selama menjadi Guru adalah sebagai berikut:
A.
Prestasi
diraih dalam lomba yang diikuti sebagai Guru (prestasi akademik)
Pada
tahun 2011 mengikuti seleksi Lomba Kreasi Model Pembelajaran PAI SMP Berbasis
ICT Tk. Kab. Sintang mendapatkan juara I. Kemudian mewakili Kab. Sintang di Tk.
Provinsi Kalbar mendapatkan juara I. selanjutnya menjadi Finalis Tk. Nasional
di Jakarta pada ajang lomba yang sama. Tahun 2012 mengikuti lomba Guru PAI SMP
Berprestasi Tk. Kab. Sintang mendapatkan juara I, kemudian Tk. Prov Kalbar kembali
berhasil meraih juara I dan Finalis Tk. Nasional di Yogyakarta. Semua kegiatan
tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Sedangkan ajang lomba yang
pernah penulis ikuti dengan penyelenggara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab.
Sintang baru hanya dua kali mengikuti yaitu tahun 2012 mendapatkan juara II dan
pada tahun 2015 mendapatkan juara I.
Pada tahun 2012
juga penulis melanjutkan pendidikan S2 bagi Guru PAI se-Indonesia untuk calon
Pengawas PAI di Univ. Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melalui beapeserta didik
Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Republik Indonesia dan
sekaligus ditunjuk sebagai Koordinator Mahapeserta didik. Hingga akhirnya mampu
mengantarkan penulis dan 22 orang mahapeserta didik lainnya melakukan study tour ke Singapura, Malaysia dan
Thailand dengan mengunjungi beberapa sekolah ternama.
Tabel
Prestasi Akademik
NO
|
NAMA LOMBA/KEJUARAAN
|
WKT
|
TINGKAT
|
PENYELENGGARA
|
1
|
Lomba
Model Pembelajaran PAI SMP Berbasis ICT
Tahun
2011
Juara I
|
2011
|
Kabupaten
|
Kementerian
Agama Kantor Kab. Sintang
|
2
|
Lomba
Model Pembelajaran PAI SMP Berbasis ICT
Tahun
2011
Juara I
|
2011
|
Provinsi
|
Kementerian
Agama Kanwil Prov.Kal-Bar
|
2
|
Lomba
Model Pembelajaran PAI SMP Berbasis ICT
Tahun
2011
Finalis
|
2011
|
Nasional
|
Ditjen
PAIS Kemenag RI
|
3
|
Lomba
Guru Berprestasi
Tahun
2012
Juara II
|
2012
|
Kabupaten
|
Dinas
Pendidikan
|
4
|
Lomba
Guru PAI SMP Berprestasi Tahun 2012
Juara I
|
2012
|
Kabupaten
|
Kementerian
Agama Kantor Kab. Sintang
|
5
|
Lomba
Guru PAI SMP Berprestasi Tahun 2012
Juara I
|
2012
|
Provinsi
|
Kementerian
Agama Kanwil Prov.Kal-Bar
|
6
|
Lomba
Guru PAI SMP Berprestasi Tahun 2012
Finalis
|
2012
|
Nasional
|
Ditjen
PAIS Kemenag RI
|
7
|
Peserta
Beapeserta didik S2 Bagi Guru PAI SMP/SMA/SMK
|
2012
|
UMY
|
Ditjen
PAIS Kemenag RI
|
8
|
Lomba
Guru Berprestasi
Tahun
2015
Juara I
|
2015
|
Kabupaten
|
Dinas
Pendidikan
|
Tabel
Membimbing
Teman Sejawat
NO
|
MATA PELAJARAN
|
PENATAR/
TUTOR/FASILITATOR
|
TEMPAT
|
1
|
PAI
Tahun 2007
|
Pemateri
|
SMPN
2 Sintang
|
2
|
PAI
Tahun 2010
|
Pemateri
|
Aula
Kantor Kementerian Agama Kab.Sintang
|
3
|
PAI
Tahun 2011
|
Pemateri
|
Aula
Kantor Kementerian Agama Kab.Sintang
|
4
|
PAI
Tahun 2012
|
Pemateri
|
Gedung
Serbaguna SMPN 2 Sintang
|
B.
Pengalaman yang
telah diperoleh selama menjadi Guru sampai sekarang yang telah berjalan
selama 11 tahun 5 bulan. Berbagai pengalaman yang telah diperoleh penulis akan terdeskripsikan melalui
tabel di bawah ini:
1) Menjadi
Wali Kelas
2) Pembuat
soal UAS PAI dan korektor
3) Pengawas
ujian nasional
4) Pembina
Imtaq yang diselenggarakan setiap hari Jum’at Jam. 06.30 WIB dalam satu tahun
pelajaran.
5) Pembaca
doa pada acara perpisahan peserta didik kelas IX.
6) Anggota
Seksi Perlengkapan Acara Perpisahan Peserta didik Kelas IX.
7) Wakil
Ketua Panitia Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
8) Pembaca
Do’a Acara Peringatan Hari Kartini.
9) Ketua
Panitia Dzikir dan Do’a Bersama Persiapan Ujian Nasional (UN).
10) Ketua
Panitia Maulid Nabi Muhammad SAW dan Dewan Juri Lomba Pidato.
11) Ketua
Pelaksana dan Pemateri Pesantren Kilat Ramadhan 1431 H / 2010.
12) Pembuat
Soal PAI Kelas VIII Ulangan Umum Semester Genap.
13) Pengawas
Ulangan Umum Semester Genap.
14) Pembuat
PAI Soal, Pengawas, dan Korektor Ulangan Umum Kelas IX Semester Genap dan MID
Semester Genap Kelas VII.
15) Panitia
dan Pengawas Ulangan Umum Semester Genap Kelas IX dan Mid Semester Genap Kelas
VII dan VIII.
16) Sekretaris
Panitia Maulid Nabi Muhammad SAW dan Dewan Juri Lomba Pidato.
17) Ketua
Panitia Ulum semester gasal Tapel 2014/2015.
Dari sedikit uraian prestasi yang telah diraih oleh penulis
dan ditambah dengan pengalaman selama menjadi Guru di atas kiranya sudah bisa
dipahami bagaimana penulis walaupun masih terkategorikan sebagai Guru junior
namun sudah bisa memberikan konstribusi bagi kemajuan SMPN 2 Sintang. Melihat
realitas prestasi dan pengalaman tersebut dan dukungan dari kepala sekolah, Guru,
peserta didik dan seluruh stakeholder SMPN
2 Sintang, hingga menjadi sebuah keniscayaan
bagi penulis untuk berani tampil dalam ajang lomba Guru SMP berprestasi tahun
2015. Dengan keikutsertaan penulis pada seleksi Guru berprestasi ini, penulis memiliki keyakinan akan bisa memperoleh
pengalaman yang baik
lagi sebagai bentuk aktualisasi diri dalam pengembangan pendidikan yang
nantinya layak dipersembahkan kepada seluruh peserta didik terutama yang ada di
sekolah tempat penulis bertugas.
C. Karya
pengembangan profesi (KTI, Jurnal, buku, artikel dan makalah)
1) Meningkatkan
Minat Belajar Peserta didik Kelas IX SMPN 2 Sintang Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) Tentang Iman Kepada Qadha dan Qadar Melalui Model
Pembelajaran Three In One Berbasis
ICT. Karya Tulis Ilmiah ini merupakan hasil syarat dalam lomba kreasi model
pembelajaran PAI SMP Tk. Nasional tahun 2011. KTI ini juga merupakan hasil dari
penulis menciptakan model pembelajaran baru dengan nama Three In One. Model ini kolaborasi dari 3 jenis model pembelajaran
yaitu Video Session, Poster Session dan Think Pair and Share.
2) Etika
Pergaulan Remaja Dalam Pandangan Islam dan Hukum Pacaran Menurut Islam. Makalah
ini disajikan penulis sebagai nara sumber pada saat acara Sarasehan Nasyiatul
‘Aisyiyah Kabupaten Sintang dengan tema “Pengenalan Valentine dan Reproduksi
Bagi Remaja Islam”. kegiatan dilaksanakan di Balai Praja Kantor Bupati.
3) Karya
Tulis Ilmiah dengan judul Tantangan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Negeri 2
Sintang, merupakan KTI yang telah dipresentasikan dan diujikan saat penulis
mengikuti lomba Guru PAI SMP berprestasi Tk. Nasional di Yogyakarta.
4) Karya
Tulis Ilmiah dengan judul Desain Program Peningkatan Mutu Pendidikan Agama
Islam di SMP Negeri 2 Sintang Kabupaten Sintang, telah diuji oleh juri lomba Guru
SMP berprestasi Tk. Kab. Sintang tahun 2015.
5) Hasil
penelitian yang diterbitkan oleh Vox Education Lembaga Penelitian dan
Pengembangan STKIP Persada Khatulistiwa Sintang yang penulis beri judul Wawasan
Multikultural Dalam Supervisi Akademik Pendidikan Agama Islam Aspek Fiqih di
SMP Negeri Kabupaten Sintang.
Tabel
Karya pengembangan profesi (KTI, Jurnal, buku,
artikel dan makalah)
NO
|
JUDUL
|
JENIS *)
|
PENERBIT/
PERCETAKAN
|
TAHUN TERBIT
|
1
|
Meningkatkan
Minat Belajar Peserta didik Kelas IX SMPN 2 Sintang Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) Tentang Iman Kepada Qadha dan Qadar Melalui
Model Pembelajaran Three In One Berbasis ICT
|
KTI
|
SINAMAR
|
2011
|
2
|
Etika
Pergaulan Remaja Dalam Pandangan Islam dan Hukum Pacaran Menurut Islam
|
MAKALAH
|
|
2012
|
3
|
Pendidikan
Multikultural
|
MAKALAH
|
|
|
4
|
“Tantangan
Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) di SMP Negeri 2 Sintang”
|
KTI
|
PANORAMA
|
2012
|
5
|
Desain
Program Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Sintang
Kabupaten
Sintang
|
KTI
|
Panorama
|
2015
|
6
|
Wawasan
Multikultural Dalam Supervisi Akademik Pendidikan Agama Islam Aspek Fiqih di
SMP
Negeri Kabupaten Sintang
|
JURNAL
|
VOX
EDUCATION Lembaga Penelitian dan Pengembangan STKIP Persada Khatulistiwa
Sintang
|
2014
|
D. Prestasi
membimbing peserta didik
1) Membimbing
peserta didik dalam ajang Festival Anak Shaleh Indonesia (FASI) Ke-VIII Tk.
Kab. Sintang di Sintang cabang lomba pidato agama kategori SMP dan mendapatkan
Juara II Putra dan Putri serta Juara I pidato bahasa Arab Putri tahun 2011.
2) Membimbing
peserta didik dalam ajang Festival Anak Shaleh Indonesia (FASI) Ke-VIII Tk.
Provinsi Kalbar di Sambas cabang lomba pidato agama berbahasa Indonesia
kategori SMP dan mendapatkan Juara II Putra dan Putri tahun 2011.
3) Membimbing
peserta didik dalam ajang Lomba Pekan Seni Pendidikan Agama Islam (PENTAS PAI)
Tk. Kab. Sintang di Sintang cabang lomba pidato agama kategori SMP dan
mendapatkan Juara II Putra dan Putri tahun 2011.
Tabel
Membimbing Peserta didik Mendapat Juara
NO
|
NAMA KEJUARAAN
|
TINGKAT
|
TEMPAT DAN WAKTU
|
1
|
Festival
Anak Shaleh Indonesia (FASI) Ke-VIII
Juara
II (Putra)
|
Provinsi
|
Sambas,
2011
|
2
|
Festival
Anak Shaleh Indonesia (FASI) Ke-VIII
Juara
II (Putri)
|
Provinsi
|
Sambas,
2011
|
3
|
Festival
Anak Shaleh Indonesia (FASI)
Juara
I (Putra)
Pidato
Agama
|
Kabupaten
|
Sintang,
22
s/d 23 April 2011
|
4
|
Festival
Anak Shaleh Indonesia (FASI)
Juara
I (Putri)
Pidato
Agama
|
Kabupaten
|
Sintang,
22
s/d 23 April 2011
|
5
|
Festival
Anak Shaleh Indonesia (FASI)
Juara
I (Putri)
Pidato
Bahasa Arab
|
Kabupaten
|
Sintang,
22
s/d 23 April 2011
|
6
|
PENTAS
PAI SD,SMP, SMA/SMK
Juara
I (Putri)
Pidato
Agama
|
Kabupaten
|
Sintang,
03
s/d 04 Juni 2011
|
Tabel
Membimbing Peserta didik Tidak Mendapat Juara
NO
|
NAMA KEJUARAAN
|
TINGKAT
|
TEMPAT DAN WAKTU
|
1
|
Festival
Anak Shaleh Indonesia (FASI)
(Putri)
Pidato
Bahasa Arab
|
Provinsi
|
Pontianak
2008
|
2
|
Festival
Anak Shaleh Indonesia (FASI)
(Putri)
Pidato
Bahasa Arab
|
Provinsi
|
Sambas
2011
|
3
|
PENTAS
PAI SD, SMP, SMA / SMK
|
Provinsi
|
Pontianak
2011
|
4
|
Pembina
dan Pendamping Peserta didik Pada Acara Lomba Pawai Ta’ruf Tingkat
Kabupaten
Sintang
|
Kabupaten
|
Sintang
2007
|
5
|
Pembina
dan Pendamping Peserta didik Pada Kegiatan Perkampungan Pemuda Remaja Muslim
(PPRM) Tingkat Kabupaten Sintang
|
Kabupaten
|
Sintang
2009
|
BAB
III
PRESTASI DALAM
BERKELUARGA DAN BERMASYARAKAT
A.
Prestasi
Dalam Berkeluarga
Keluarga merupaka pilar pertama dan utama dalam membangun
ketahanan suatu bangsa dan Negara. Apabila keluarga baik dan berkualitas maka
akan melahirkan masyarakat baik dan berkualitas juga. Masyarakat yang baik dan
berkualitas akan memberikan efek positif bagi kemajuan bangsa dan Negara. Keluarga merupakan pangkal lahirnya karakter, dan etika
yang berlandaskan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat atau tempat
tinggal kita.
Penulis memiliki keluarga kecil yang terdiri dari seorang
istri dan dua orang anak (putri-putra). Istri bernama Sarimah,S.Pd.I, PNS di
lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Sintang. Ia juga seorang aktivis wanita
yang aktif sebagai sekretaris Majelis Taklim Al-Kautsar dan Anggota Dharma
Wanita Persatuan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Sintang. Selain itu ia
juga seorang qariah yang sering mewakili Kabupaten Sintang dalam ajang
Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) dan Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) tingkat
Provinsi. Sedangkan anak pertama putri yang diberi nama Annisa Yasfi Az-Zahrah,
saat ini duduk di kelas V SDIT Buah Hati Sintang, Alhamdulillah saat ini sudah
hafal juz 30 (juz amma) dan pernah menjadi juara II MTQ Tk. Kab. Sintang cabang
Tilawatil Qur’an anak-anak. Sedangkan anak yang kedua putra diberi nama Akhyar
Ahsanul Muhammadiyah, usia 1 tahun 1 bulan.
Oleh karena itu bagi penulis keluarga adalah pondasi, simbol
dan bahkan merupakan nadi kehidupan, oleh karena itu menjadi skala prioritas
untuk menciptakan keluarga yang Sakinah,
Mawaddah dan Warahmah (SAMARA), keluarga yang selalu berkomitmen untuk
menjadikan rumah tangga surga yang ada
di dunia. Kemudian penulis bersama istri juga berupaya menjaga budaya
membaca dan menulis dalam sehari minimal satu halaman tetap terlestarikan
dengan baik. Selain membudayakan membaca dan menulis buku serta membaca
al-Qur’an sehabis salat wajib. Di keluarga penulis juga terus berupaya agar
budaya silaturrahim antar tetangga, sahabat dan keluarga tetap berjalan. Kebiasaan demi kebiasaan yang telah terpatri pada jiwa dan
raga anak-anak karena terbiasa akan melahirkan anak- anak masa depan yang
berakhlakul karima yang paripurna. Totalitas iman dan taqwalah yang akan
menjadi obor penerang keluarga dalam mengarungi samudera kehidupan ini.
B.
Prestasi
Dalam Kehidupan Bermasyarakat
Sebagai Guru pendidikan agama Islam penulis dalam kehidupan sosial kemasyarakatan pun menjadi bagian
terpenting. Setiap jum’at mengisi khutbah dan mengisi pengajian di
Majelis Taklim sesuai jadwal, terlibat aktif dalam arisan RT, menjadi petugas
fardhu kifayah, dan selalu dimintai bantuan untuk melamar dan menerima lamaran
jika ada yang mau menikah. Silaturahim
menjadi modal membangun komunikasi dengan tetangga dan warga masyarakat
sekitar, karena merekalah sumber inspirasi pembangunan pendidikan.
Kemudian yang tidak kalah pentingnya untuk mewujudkan
kepedulian sosial, penulis dan beberapa teman mendirikan Yayasan Anak Negeri
Indonesia (YANI), dalam yayasan tersebut penulis diberikan kepercayaan sebagai
Sekretaris Umum. Selain itu penulis juga aktif
sebagai penGurus masjid, penGurus Muhammadiyah, ketua Asosiasi Guru Pendidikan
Agama Islam Indonesia (AGPAII), penGurus Majelis Ulama Indonesia, penGurus
Majelis Adat Budaya Melayu Kab. Sintang. Menjadi pendiri dan Pembina PAUD
Cahaya Sintang, Madrasah Diniyah Al-Mukminun dan PKBM Berdikari.
Keseluruhan aktivitas sosial tersebut terjalin karena silaturahim yang baik dan
adanya usaha untuk membangunan komunikasi inter dan antarpesonal dalam
membangun kehidupan yang lebih baik, bukanlah prestasi dan prestise tujuan
utamanya tetapi kebersamaan. Saya yakin se yakin-yakin hanya kebersamaanlah
yang akan membangun bangsa ini menjadi lebih baik, melakukan
revolusi mental dan menciptakan generasi emas 2045 melalui pendidikan khususnya pendidikan agama Islam.
Tabel
Pengalaman
Organiasi
NO
|
NAMA ORGANISASI
|
JABATAN
|
1
|
Panitia Pelaksana Musyawarah
Wilayah Muhammadiyah Provinsi Kal-Bar 2005
|
Anggota
Seksi Persidangan
|
2
|
Panitia Pelaksana Pelatihan
Kader-Kader Hisab Muhammadiyah Provinsi
Kal-Bar 2007
|
Anggota
Seksi
Acara
|
3
|
Panitia Penyelenggara Festival
Seni Budaya Melayu VII Kalimantan Barat di
Kabupaten Sintang 2011
|
Sekretaris
IV
|
4
|
Pestival Anak Shaleh Indonesia
(FASI) VII Tk. Provinsi Kalbar 2008
|
Official
dan Pelatih Pidato B.Arab
|
5
|
Panitia Pelaksana KEMNAS dan
PENTAS PAI Kontingen Kab.Sintang 2011
|
Koor.PENTAS
PAI dan Pidato SMP
|
7
|
Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ)
2007
|
Anggota
Hakim Tajwid
|
10
|
Depag Kab.Sintang 2009
|
Petugas
Utama Bimbingan Rohani di LP kelas II sintang
|
11
|
Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI) 2008-sekarang
|
Anggota
|
12
|
Asosiasi Guru Pendidikan Agama
Islam Indonesia (AGPAII) periode 2011-2016
|
Ketua
|
13
|
Musyawarah Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam (MGMP-PAI) SMP periode 2011-2014
|
Ketua
|
14
|
Badan Komunikasi Pemuda-Remaja
Masjid Indonesia (BKPRMI)
|
Wakil
Direktur
LPPTKA
|
16
|
Badan Komunikasi Pemuda-Remaja
Masjid Indonesia (BKPRMI) periode 2010-2013
|
Sekretaris
Daerah
Lembaga
Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia (LPPSDM)
|
17
|
Pengurus Daerah Pemuda
Muhammadiyah periode 2006-2010
|
Wakil
Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga, Hukum, HAM, Advokasi Publik, KOKAM dan
SAR
|
18
|
Pengurus Daerah Muhammadiyah periode
2010-2015
|
Sekretaris
Majlis
Pendidikan Kader
|
20
|
Panitia Seleksi Pekan Ketrampilan
dan Seni Pendidikan Agama Islam (PENTAS PAI) 2011
|
Ketua
|
21
|
Panitia MUSYDA Pemuda Muhammadiyah
2008
|
Ketua
Pelaksana (OC)
|
24
|
Panitia MUSYDA Muhammadiyah 2011
|
Anggota
Seksi Acara
|
25
|
Panitia MUSYDA Pemuda Muhammadiyah
2011
|
Steering
Comite
|
27
|
Pembentukan Dewan Juri dan Hakim
Seleksi Festival Anak Shaleh Indonesia (FASI) LPPTKA-BKPRMI 2008
|
Juri
Cerdas
Cermat
|
30
|
SK Kepala Depag Kanwil
Prov.Kal-Bar tentang Pengangkatan Penyuluh Agama Islam Tingkat Madya dan Muda
2007
|
Penyuluh
Madya
|
38
|
Panitia Qurban dan Festival Takbir
Idul Adha Tingkat SMA/SMK/SMK 2008
|
Juri
|
39
|
Panitia Pelatihan Da’i Muda se-Kab.Sintang 2006
|
Wakil
Ketua Steering Comite
|
40
|
PenGurus Daerah Badan Kontak
Majlis Ta’lim (BKMT) Kab.Sintang 2007
|
Penceramah
Pengajian Rutin
|
41
|
PenGurus Daerah Dewan Masjid
Kab.Sintang 2011
|
Penceramah
Meraih Barokah Shubuh
|
42
|
PenGurus Ikatan Persaudaraan Haji
Indonesia (IPHI) Kab.Sintang 2011
|
Penceramah
Gema Madani
|
43
|
PenGurus Ikatan Persaudaraan Haji
Indonesia (IPHI) Kab.Sintang 2011
|
Imam
Shalat Gerakan bersama Maghrib dan
Isya
|
46
|
PenGurus Ikatan Da’i Indonesia
(Ikadi) Kab.Sintang 2011
|
Penceramah
Komunikasi Ramdhan di RRI
|
47
|
Panitia Pelaksana Qurban dan
Festival Takbir SMKN 1 Sintang 2008
|
Juri
Bidang Suara /Irama/Lagu
|
48
|
PenGurus TKA-TPA-TQA Al-Kautsar
Sintang periode 2011-2014
|
Kepala
|
49
|
Panitia Pelatihan Orientasi Guru
TPA / TPQ Kec.Sintang 2005
|
Wakil
Ketua
|
50
|
PenGurus Badan Amil Zakat periode
2006-2009
|
Urusan
Penyuluhan
|
51
|
Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ)
|
Dewan
Hakim (Panitera)
|
52
|
Panitia Pelaksana Wisuda dan
Khataman Terpadu Santri Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) 2007
|
Ketua
|
54
|
PenGurus Masjid Al-Ishlah Sintang
periode 2008-2010
|
Koordinator
Seksi
Remaja Masjid
|
55
|
PenGurus Masjid Al-Kautsar Sintang
peiode 2009-2012
|
Koordinator
Seksi
Ibadah
|
56
|
PenGurus Majlis Ta’lim An-Nadzirin
Sintang periode 2009-2012
|
Dewan
Da’i
|
BAB IV
HARAPAN DAN RENCANA KEGIATAN MASA DATANG SERTA
PENUTUP
A.
Harapan
Revolusi mental bukan hanya jargon kampanye namun yang
diharapkan adalah adanya will (kemauan) seluruh elemen masyarakat
bangsa Indonesia. Kemauan melakukan perubahan diri, keluarga, lingkungan dan
bangsa ini haruslah memiliki komitmen yang kuat. Revolusi mental dapat
dilaksanakan melalui pendidikan. karena pendidikan merupakan gerbang utama bagi
manusia untuk menuju kesuksesan hidup. Namun yang menjadi problem adalah sudah
siapkah para praktisi pendidikan untuk melakukan revolusi mental. Sudah
tersedia kah fasilitas pendidikan yang merata dan baik sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh
pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan mulai dari penyiapan sarana
prasarana/fasilitas maupun peraturan pendukungnya termasuk kurikulum yang telah
mengalami perubahan dari kurikulum KTSP 2006
berubah menjadi kurikulum 2013, namun perubahan kurikulum tersebut
tidaklah berlangsung lama, hingga saat ini kurikulum KTSP 2006 kembali
diberlakukan. Kurikulum 2013 yang
idealnya ini diharapkan menjadi harapan baru untuk
perbaikan mutu pendidikan kita khususnya pendidikan Agama Islam. Hal ini harus penulis dan kita semua dukung melalui semangat, dan
kerja keras untuk selalu mempersiapkan diri menjadi Guru yang amanah dan Guru
yang profesional.
Mempersiapkan perangkat pembelajaran
dengan baik, selalu melakukan analisis, refleksi dan evaulasi diri serta
melakukan proses pendidikan
dan pembelajaran bersama peserta
didik dengan mengikuti trend zaman atau
perkembangan Teknologi Komunikasi dan Informasi (TIK) yang berkembang dengan
pesat. Sebagaimana ungkapan kata-kata hikmah “Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan
zaman mereka, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu.
Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan
untuk zaman kalian”. Kegiatan yang
dijalankan dengan profesional akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
Pembelajaran yang dilaksanakan dengan profesional dapat dipastikan akan
menghasilkan peserta didik yang kualitasnya lebih baik. Bagi para Guru yang
menjalankan tugas dengan baik akan lebih puas menerima hasilnya dan pantas
memperoleh hadiah dari profesionalnya.
Sebagai seorang Guru pendidikan agama Islam yang baik dan
professional selalu berupaya merespon terhadap isu-isu yang terjadi di
tengah-tengah masyarakat khsusnya isu masalah kehidupaan umat beragama, baik
paham keagamaan dan sikap keberagamaan. Melihat realitas dari fenomena yang
terjadi saat ini bagaimana paham radikalisme kelompok keagamaan dari suatu
agama haruslah menjadi perhatian bagi Guru khususnya penulis sehingga mampu
membendung dan mencegah paham-paham radikalisme tersebut masuk ke sekolah.
Oleh karena itu diharapkan seorang Guru khususnya penulis
untuk mau melakukan revolusi mental dengan cara terus menerus belajar dan
mengkaji ilmu agama dari berbagai literatur dengan tidak mengabaikan ilmu
lainnya. Melalui hal tersebut maka akan bisa merubah paradigma Guru dan peserta
didik dalam hal melakukan proses pembelajaran. Selain itu juga seorang Guru khususnya
penulis dalam menjalankan misi sucinya sebagai
seorang pendidik, pembimbing, dan pengajar yang baik adalah lebih utama
dibandingkan memperoleh predikat juara namun mengabaikan persiapan kelengkapan
(administrasi) kegiatan mengajar yang
lebih baik. Menyusun rencana kelengkapan
kegiatan pembelajaran yang baik sangat
mutlak untuk dilakukan oleh seorang Guru khususnya penulis. Karena hanya dengan langkah tersebut Guru
khususnya penulis bisa berperan dalam membangun masa depan
pendidikan yang lebih baik endingnya dapat meningkatkan
mutu pendidikan secara umum serta dapat meningkatkan mutu pendidikan agama
Islam secara khusus.
B. Rencana
Kegiatan Masa Depan
Untuk merealisasikan harapan pemerintah dalam melakukan
revolusi mental dibidang pendidikan dan menjadikan peserta didik generasi emas
2045, maka yang harus dilakukan oleh seorang Guru berprestasi adalah :
1) Memberikan penjelasan akan arti dan
makna revolusi mental secara substansi maupun secara praksis dengan penjelasan
yang komprehensif.
2) Memberikan pemahaman kepada Guru, peserta
didik, orang tua dan stakeholder bahwa
revolusi mental sudah merupakan keniscayaan dalam dunia pendidikan.
3) Membantu pemerintah dibidang pendidikan
dengan membuka lembaga-lembaga pendidikan secara mandiri maupun secara kolektif
dalam bentuk yayasan.
4) Memfasilitasi Guru dan peserta didik
untuk mendapatkan akses keilmuan kontemporer dengan mengaktifkan forum-forum
kajian ilmiah.
5) Menjadikan sekolah menjadi rumah
kedua bagi Guru dan peserta didik.
6) Menghadirkan pendidikan yang humanis
dengan menjunjung nilai-nilai keragaman di lingkungan pendidikan.
7) Mengusahakan secara maksimal agar
penulis bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang S3.
C. Penutup
Tugas pendidikan
adalah mengupayakan agar anak bisa mengenal potensi dirinya, sedangkan
pendidikan berperan memberikan fasilitas agar mereka dapat mengembangkan
potensinya, baik bidang akademik maupun potensi non-akademik, seperti seni dan
olah raga. Pendidikan agama Islam (PAI) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib
diberikan kepada peserta didik. Melalui pendidikan agama Islam
dharapkan untuk mampu melakukan revolusi mental peserta didik. Pendidikan akan bermutu dan berhasil apabila Gurunya
telah berhasil dalam membangun pendidikan yang lebih baik. Tumpuan dan harapan
bangsa ini ada di tangan para Guru.
Guru yang bekerja secara profesional
akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas dan unggul dengan memiliki karakter
bangsa Indonesia yang didasari nilai-nilai religius. Apalagi penulis sebagai Guru pendidikan
agama Islam SMP yang merupakan gerbang utama
bagi peserta didik untuk mengenal agama lebih mendalam dan komprehensif serta
menjadikan Islam sebagai way of life.
Selain itu
juga sebagai Guru PAI juga harus konsisten memberikan motivasi berupa nasehat
kepada para peserta didik agar selalu berdoa dan berkarya secara maksimal dan
optimal sehingga mereka bisa menuju dan meraih
cita-cita yang diharapan yaitu dengan mendapatkan kemudahan akses pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.
Guru memiliki otonomi untuk melakukan inovasi pengembangan metode, strategi, dan
materi pelajaran dari kurikulum yang ada dengan tujuan bagaimana mutu pelajaran
tersebut dapat meningkat, tanpa terkecuali Guru pendidikan agama Islam. Dalam meningkatkan mutu seorang Guru pendidikan
agama Islam dituntut untuk terus melakukan
kreasi/ inovasi dalam merancang pembelajaran.
Dengan demikian saya optimis segala bentuk karya yang kita usahakan sebagai pendidik akan “tiba” pada tujuan menuju paradigma baru dengan
menghadirkan “pendidikan yang
humanis dan kontemporer” menuju “Indonesia yang berkemajuan” dan “berislam yang
toleran” dengan menjunjung nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Endingnya akan mampu bersaing dengan bangsa dan
negara manapun sehingga akan memberikan kebanggaan
kepada founding father bangsa ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan lewat makalah ini, semoga bisa menjadikan
saya sebagai Guru yang amanah, bersahaja, mandiri, rendah hati, toleran, humanis, professional,
berprestasi dan konsisten dalam
iman, ilmu dan amal demi terlaksananya revolusi mental, terwujudnya pendidikan
yang berkualitas dan mengantarkan peserta didik menjadi generasi emas 2045.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar